Mohon tunggu...
Alvin Patrick S
Alvin Patrick S Mohon Tunggu... Lainnya - -

Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Covid-19, Waspada Juga dengan Demam Berdarah

24 Mei 2020   08:00 Diperbarui: 24 Mei 2020   08:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demam Berdarah Dengue atau DBD merupakan salah satu penyakit yang hingga saat ini masih ada di Indonesia, demam berdarah adalah demam yang diikuti dengan pendarahan dibawah kulit, selaput hidung dan lambung, penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Salah satu kota di Indonesia yang masih terdapat kasus DBD adalah Kota Surakarta yang ada di Jawa Tengah, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah angka kasus atau angka kesakitan DBD 5 tahun terakhir di Kota Surakarta, yakni: Tahun 2015 sebanyak 90,78 angka kasus, tahun 2016 naik signifikan menjadi 148,06 angka kasus, tahun 2017 turun signifikan menjadi 27,13 angka kasus, tahun 2018 turun lagi menjadi 4,25 angka kasus, namun pada tahun 2019 naik lagi menjadi 27,10 angka kasus.

Sebaran data yang berfluktuasi ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, seperti: Kondisi lingkungan, seperti diketahui kondisi lingkungan yang kurang bersih atau kumuh merupakan kondisi yang sangat disukai oleh nyamuk untuk tinggal, adanya genangan air atau saluran sanitasi yang buruk juga membantu nyamuk dalam perkembangbiakan nyamuk.

Faktor berikutnya adalah gaya hidup, gaya hidup yang sering membuang sampah sembarangan atau sering menumpuk barang yang tidak terpakai dapat menyebabkan adanya genangan yang nantinya dapat dijadikan sebagai tempat berkembang biak oleh nyamuk, kebiasaan buruk lainnya, seperti kebiasaan jarang menguras atau membersihkan bak penampungan air.

Faktor lainnya seperti, tingginya populasi vektor, seperti diketahui dalam penyakit DBD salah satu penyebab manusia dapat tertular virus dengue adalah melalui gigitan nyamuk, yakni gigitan nyamuk Aedes aegypti sehingga apabila populasi nyamuk semakin tinggi atau melebihi dari jumlah normal dalam suatu daerah, maka tingkat risiko terkena DBD bagi penduduk atau orang-orang yang ada disekitarnya akan meningkat juga.

Namun dengan usaha bersama penyakit DBD masih dapat kita tangani dan cegah bersama, beberapa usaha sederhana yang dapat dilakukan bersama, seperti dengan mengurangi jumlah populasi vektor atau nyamuk, seperti melakukan kegiatan sederhana, seperti 3M (Menutup, menguras dan mengubur) dan memulai hidup bersih yang bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk atau over populasi nyamuk.

Usaha lain, seperti menanam tanaman anti nyamuk di lingkungan sekitar rumah, seperti lavender, melati, sereh, jeruk nipis, dll. Yang bertujuan untuk menghalau nyamuk untuk dapat masuk ke dalam rumah atau lingkungan rumah. Kemudian untuk mencegah gigitan nyamuk dapat juga menggunakan lotion anti nyamuk yang dapat ditemukan dengan mudah di toko atau apotek, selain itu penggunaan pakaian yang panjang atau menutupi kulit juga dapat membantu dalam mencegah terkena gigitan nyamuk.

Usaha lain, seperti untuk di dalam rumah dapat dengan menyemprotkan obat nyamuk aerosol yang mengandung pyrethrum di kamar, toilet, dapur, dan ruangan lain dirumah atau dapat juga dengan penggunakan kelambu pada kasur yang berfungsi juga untuk mencegah terkena gigitan nyamuk. Sehingga melalui beberapa contoh usaha pencegahan dan penanganan diatas, maka akan sangat memungkinkan bahwa bersama kita dapat mewujudkan lingkungan Jawa Tengah yang bebas dari Demam Berdarah Dengue atau DBD.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun