Mohon tunggu...
Altito Asmoro
Altito Asmoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Copywriter | Content Writer

Penulis, pembaca, dan pengamat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toleransi Paus Fransiskus dan Masyarakat Indonesia

22 April 2025   11:35 Diperbarui: 22 April 2025   11:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana yang kita tahu, toleransi merupakan ciri khas komunitas masyarakat yang humanis dan beragama. Memang tidak semua komunitas masyarakat yang humanis dan beragama bisa memiliki sifat - sifat toleransi beragama, namun tentu berbeda jika dibandingkan dengan komunitas masyarakat yang berpedoman teguh terhadap nilai - nilai Pancasila. Nilai - nilai tersebut, antara lain seperti sila 2 "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" dan sila 3 "Persatuan Indonesia" merupakan ciri khas toleransi beragama yang juga dilakukan oleh Paus Fransiskus.

Bahwa Paus Fransiskus memiliki nilai - nilai yang sama dengan nilai - nilai Pancasila, sehingga bisa dengan mudah memahami dan melihat apa saja hal - hal yang menjadi aksi toleransi. Sebagai Paus, Paus Fransiskus memberikan permintaan maaf kepada aksi - aksi yang dilakukan Gereja Katolik terhadap masyarakat asli, dan mendukung toleransi terhadap agama - agama lain yang non-Katolik dengan tanpa pamrih. Tentu, sebagai masyarakat Indonesia kita juga seharusnya menerapkan hal - hal yang sama dan tanpa pamrih seperti Paus Fransiskus. Namun itu merupakan hal yang sulit sekalipun faktanya Paus Fransiskus sendiri merepresentasikan posisi sebagai pemimpin agama Katolik di dunia dengan tingkat publisitas yang lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan dengan masyarakat Indonesia, juga karena sikap konservatifme yang lebih kental di Indonesia, sehingga hal - hal sepertipemberian permintaan maaf kepada aksi - aksi evangelis yang dilakukan Gereja kepada masyarakat asli dan menyelaraskan hubungan damai dengan masyarakat asli Indonesia menemui rintangan yang lebih terjal jika dibandingkan dengan rintangan yang dihadapi oleh Paus Fransiskus.

Selain itu, sebagai Paus, Fransiskus juga menentang perang di seluruh dunia dan mendukung perdamaian di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, adanya konflik etnis dan konflik di Papua sendiri menjadi jalan terjal dalam mendukung perdamaian dan usaha dalam menerapkan formasi toleransi untuk warga Papua dan warga non-Papua di wilayah Papua sendiri, Paus Fransiskus sudah melakukan lebih banyak hal - hal yang mendukung toleransi, dan tanpa pamrih. Itulah kesulitan yang dihadapi masyarakat Indonesia itu sendiri, apalagi mengingat berbagai jenis ras, suku, dan agama di masyarakat Indonesia itu sendiri, ditambah hubungan antar agama, suku, dan ras yang tidak dalam kondisi yang sepenuhnya baik.

Apalagi jika ditambah dengan aliran politik dan agama, mengingat dunia Katolik secara garis besar tidak seluruhnya konservatif, karena ada yang progresif maupun moderat liberal. Paus Fransiskus sendiri merupakan Paus yang tergolong liberal dalam aksi - aksinya, juga melalui latar belakang Paus yang pro-pemerintah militer Argentina yang membentuk dirinya untuk tidak memihak kelompok otoriter. Sedangkan di Indonesia sendiri, secara garis besar lebih konservatif secara mayoritas, dengan progresif dan liberal moderat di jumlah yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah konservatif. Selain itu, konservatifme juga melekat di budaya Indonesia, dan budaya liberal dan progresif sering di-identikkan dengan budaya Barat dan atau budaya Kapitalisme, sehingga memiliki citra yang buruk di mata kebanyakan masyarakat Indonesia. Sehingga, banyak jalan terjal dalam menerapkan toleransi beragama dan toleransi masyarakat secara penuh seperti yang juga diharapkan bisa dilakukan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Paus Fransiskus.

Akhir kata, toleransi yang dilakukan oleh Paus Fransiskus memiliki banyak jalan terjal dan hanya bisa dilakukan pelan - pelan dan dalam waktu yang lama karena rintangan konservatifme dan tensi hubungan yang tidak baik antar etnis dan agama di dalam masyarakat Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun