Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pensiun

19 Januari 2021   09:46 Diperbarui: 19 Januari 2021   10:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pensiun
:al_sayyid jumianto

Sebagian orang kerja kantoran atau ASN serius memandang bahwa pensiun itu adalah sebuah kenyataan yang harus di hadapi,  karena semua bukan tiba-tiba semua sudah direncanakan.
Berbeda dengan pensiun dini yang semua orang tidak mau di PHK tiba-tiba walau sebagian pekerja harus terima kenyataan pahit ini diera pandemi covid 19 ini tidak mau dan mau harus di pensiunkan dini karena perusahaan yang harapkan ini yang buat sesak napas kita.

Sudahkah anda siap?

Setiap pekerja harus siap bila di tanya  itulah kesiapan kita yang harus dimulai saat pertama kita  bekerja

Pertanyaan yang harus kita jawab sebelum pensiun malah kalau bisa pas kita masuk kerja pertama kali pertanyaan itu kita kedepankan.
Seba kita tidak pernah tahu nasib kita ke depan lebih baik lagi bila saat perjanjian kerja apakah tempat kita bekerja sudah ikitkan kita pada asuransi atau tabungan pensiun itulah yang buat kita tentram, juga asuransi yang lain, tetapi buat sebagaian tenaga lepas harusnya kita berlindung diri sendiri karena "pensiun dini" semua tidak harapkan adalah nyata.

Bila ASN sudah terjamin giliran kita orang swasta harusnya lebih siap lahir batin bila putuskan semua ini.

Apa yang kita buat
Apa yang kita jalankan
Dua pertanyaan itu yang harus kita hadapi sesuai kemampuan kita sendiri.

Pertanyaan kontra produktif beda kalau kita inginkan untuk pensiun dini karena akan  mandiri adalah hal lain yang harus kita pikirkan matang lebih dulu itulah keputusan hati yang harus lebih matang lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun