Mengulik motif para penjago pilkada
1. Tulus mengabdii
2. Meneruskan kekuasaan
3. Motif ekonomi dan bisnis
4. Motif kekerabatan
5. Gengsi
Pilkada diambang pintu orang baru, petahana dan orang dekat pemerintahan pada njago
Pilkada diambang pintu orang baru, petahana dan orang dekat pemerintahan pada njago
Tulisan ini diniatkan untuk menyadarkan diri sendiri dan kita dalam pilkada serentak yang akan bergulir sebentar lagi
Bukan untuk kepentingan dan membunuh karakter seseorang.
Saya menulis untuk berbagi sedikit ilmu
Ilmu jawa ilmu titen di mana kiranya kira bisa mengerti calon pemimpin macam apa yang kita dukung dan kita pilih langsung lewat kotak suara ibaratnya jangan sampai pilih kucing dalam karung, kita yang celaka dibuatnya nanti. Lima motif ini sungguh saya tidak menganjurkan untuk benci atau dukung salah satu motif, charakter, dan niat seseorang untuk menjagokan diri dalam pilkada, kata menjagokan diri aaya pakai untuk mengganti kata memcalonkan karena menjago lebih abdol beradu dan berlaga dalam pilkada ini
Menjago pilkada haruslah siap mental, jiwa dan raga, bukan cuma modal nama doang tetapi juga bukan modal dengkul, karena harus punya modal (dana) yang kuat dan juga partai yang kuat juga untuk kuatkan penjagoannya yang konon puluhan, ratusan bahkan milyaran rupiah modal njagonya.