Joker, terorisme dan deradikalisasi dikampung sendiri
Alsayyid jumianto
Pada suatu ketika massa (waktu) selalu berpihak pada kebenaran sepahit apapun keadaannya.
Lihatlah rezim kekuasaan negeri ini berkutat pada ideologi tunggal yang penuh ujian dan juga retorika sosial ekonomi yang tidak sejalan dengan sosial budaya bahkan melanggar etika norma hukum serta agama!
Joker seorang baik menjadi jahat karena tekanan psikologi dan sosial seakan mrmbuatnya edan dan ngedan adalah  sebuah gambaran masyarakat terkini yang "sakit jiwa" terutama di negeri AS nyata tanpa sebab orang mudah membunuh banyak orang tanpa sebab inilah gambaran sesungguhnya masyarakat dinegeri paman sam sana sebuah kemunduran nyata ideologi liberalisme!
Masyarakat amerika pemuja kebebasan akhirnya banyak yang terhempas kalah oleh nafsu duniawi yang mebelengu rakyatnya sampai banyak yang berputus asa.
Gaya imitasi di sini
Joker bukan film biasa walau orang baik menjadi jahat sangat mungkin nyata di dunia ini, yang sulit menjadi orang baik setelah jahat (lihat banyak mantan maling (koruptor) tetap eksis  di negeri ini).
Ketika semua berlomba mencibir orang karena musibah yang dialaminya dan ketika orang tahu bintang korea yang dicintainya tewas bunuh diri mereka dan media memblow up tanpa rasa sesal dan tahu itulah gambaran masyarakat sosial kita saat ini!
Mengapa saya kaitkan antara Joker terorisme dan deradikalisasi jawabnya simpel kita terlalu urusi masalah orang lain sehingga lupa masalah sendiri!
Bolehlah kita lihat si Joker sebagai pelajaran berharga buat memecahkan masalah mengapa masih ada orang yang saling benci dan mengapa pula masih ada yang mau melukai pejabat demi ideologi yang mereka perjuangkan.
Pesan untuk pemimpin negeri
Lakukan pendekatan soft power pada orang, kelompok radikal dan kepentingan demi NKRI ini.