Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Syndrom Pinokio

20 September 2019   13:10 Diperbarui: 20 September 2019   13:46 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungguh heboh perseteruan majalah ternama yang menayang siluet petahana dengan gambar pinokio membuat saya terketuk dibenak saya untuk menulis ini.

Tampaknya syndrom pinokio ini sudah merasuk di hati pejabat kita juga sebagaian anggota dewan terlantik ( terpilih) 2019/2024
adalah nyata!

Bukan menghakimi tetapi tanda-tanda itu nyata adanya, banyak pejabat harus " bohong" demi kepentingan diri dan juga partainya bila ditagih konsekwensinya maka amnesia dan lupa.

Terasa karena diberbagai daerah ke adem ayeman para pejabat terpilih dan anggota dewan terlantik sangat rentan " ninggalke" melupakan audiennya karena banyak janji yang dibuatnya lupa melaksanakannya.

Syndrom pinokio cirinya

Mudah janji kupa menepati ujungnya berkata bohong ( kalau pinokio hidungnya memanjang)

Sebagaian pejabat jenggah dengan syndrom pinokio ini karena banyak kebohongan di masa lalu yang harus ditutupi oleh pejabat sekarang apalagi yang terpilih petahana lagi sungguh inilah gambaran dan ciri yang nyata.
ciri yang kelihatan nanti yakni:
1. Orang atau person yang jadi pejabat dan anggota dewan dulu banyak janji waktu kampanye (terutama caleg)
2. Ketika jadi pejabat atau anggota dewan terpilih dan terlantik lupa akan janji kampanyenya
3. Ujung-ujungnya bohong untuk tutupi ketidak bisaanya memenuhi janji kampanyenya.
4. Jalan pintas adalah bohong untuk menutupi ketidak mampuannya memenuhi janjinya.

Sikap kita

Bila pejabat atau wakil rakyat kita bohong dan tidak tepati janji karena syndrom pinokio ini maka tersenyumlah dan tertawalah lebar-lebar.

Kok tertawa,?. karena kebodohan kitalah memilih, kita tidak usah marah atau bete, atau dongkol.

Karena syndrom pinokio sudah mewabah didiri kita juga.

2092019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun