Mohon tunggu...
Inovasi

El Nino-Osilasi Selatan

18 September 2017   14:45 Diperbarui: 18 September 2017   14:55 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

El Nino-Osilasi Selatan adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal masyarakat dengan nama El Nino yang berarti anak  laki-laki. Istilah El Nino seringkali disandingkan dengan La Nina. La Nina sendiri memiliki arti yang berkebalikan dari El Nino. El Nino terjadi pada musim Natal atau pada bulan Desember. Fenomena alam ini terjadi dalam kurun waktu 2 hingga 7 tahun dan bertahan selama 12 hingga 15 tahun. Daerah yang terkena fenomena El Nino akan mengalami kekeringan, gagal panen, dan kebakaran hutan.

El Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik mendapatkan tekanan udara yang sangat tinggi sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan. El Nino tidak terjadi secara tunggal, tetapi berurutan baik pasca maupun pra La Nina.

Pada bulan Desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerah lintang selatan mengalami musim panas. Oleh karena itu, Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di Pasifik Tengah dan Pasifik Timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). 

Sedangkan di bagian Pasifik Barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia, menyebabkan sulit terbentuknya awan. Sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah menyebabkan udara dari Pasifik Barat bergerak ke Pasifik Tengah dan Pasifik Timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal sampai mengakibatkan kekeringan.

El Nino merupakan salah satu bencana yang mungkin tidak begitu familiar. Namun, kejadian ini dapat memberikan dampak yang sangat merugikan, seperti kekeringan dan gagal panen bagi negara yang berada di area Pasifik. Meskipun El Nino terjadi bukan karena ulah manusia melainkan faktor alam, kita harus tetap waspada dalam menghadapi bencana alam ini.

Daftar Pustaka: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 


Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun