Mohon tunggu...
Agung Laksono
Agung Laksono Mohon Tunggu... Guru - Putune mbah nun

Tulisanku terkadang kontradiksi dari yang kita imani sebagai norma selama ini tapi sebenarnya itu hanya sebuah paradoks yang merepresentasikan kehidupan dari sudut pandang yang jarang dilirik, memaknai peristiwa bukan sekedar menceritakan kejadian. Agung Laksono

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cogito Ergo Sum

23 Mei 2019   14:44 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:59 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cogito ergo sum : Berpikir kembali soal Pilpers

Ada pepatah arab "Khoirul mawahib al-aql, wa syarrul mashoib al-jahl" yang artinya sebaik-baik karunia adalah akal dan seburuk-buruk musibah adalah kebodohan. Akal adalah yang membedakan manusia dengan binatang  dengan tegas Aristoteles mengatakan manusia adalah bintang yang berakal ( animal rational ). Apa yang ada didalam unsur  binatang juga sama ada di unsur manusia seperti mempunyai organ tubuh yang lengkap, kebutuhan biologis bahkan binatang juga memiliki sebagai homo faber, makluk yang berkerja seperti kera, sapi pembajak, lumba-lumab dll.  Yang membedakan dari keduanya adalah akal.

Akal atau rasio (mind)  sangat berbeda dengan otak (brain). Akal yang membedakan baik dan buruk sedangkan otak  hanya sebagai fungsi kordinasi dan pengendalian gerak tubuh yang bersifat rutinitas. Sungguh di dalam alquran banyak sekali kata taqilun ( akal) , tadabur dan  tubsirun (memperhatikan).  Bahkan rosullah saw menangis sampai shubuh ketika turun surat  QS al Baqorah ayat 164 dan beliau mencela orang yang membaca Alquran tapi tidak memikirkannya.

Lantas apa peran manusia yang berakal seperti kata descartes bahwa "Aku berpikir maka aku ada". Menurut saya dia tidak sedang menuhankan akalnya tapi  bahwa ke'ada' an kita seharusnya dipikirkan karena dalam mecapai sebuah kebenaran harus didasarkan upaya untuk menangkap objek melalui berpikir.

Socrates adalah filusuf yang produk pemikirannya adalah mempertanyakan  sesuatu, Apakah tuhan ada, bagimana peciptaan alam semesta dan puluhan tanda tanya bagaimana-bagimana yang lain. Jadi terbukannya suatu kebenaran adalah mengunakan pikirannya untuk menayakan sebab musabab suatu peristiwa itu terjadi.

Sebagai warga indonesia yang menjungjung tinggi, saya menemukan berapa banyak keganjalan yang tidak normal sebagai  negara demokratis yang bersumber dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Soal pengumuman hasil  pilpers 2019 yang diumumkan dini hari dimana masyrakat kebanyakan tetidur, kenapa harus terburu-buru bukankah ini adalah maklumat yang harus diketahui oleh seluruh warga negara, hal ini menimbulkan sebuah kecurigaan, apakah ada sesuatu yang ditutup-tutupi  atau disembunyikan.

Paling  ditakutkan sekarang adalah masyarakat indonesia  memiliki ribuan pertanyaan dan pemerintah lamban dalam menjelaskan kepada publik maka akhirnya berasumsi, berspekulasi dengan mencari jawaban sendiri, saya tidak menyalahkan dikubu sebalah yang menuduh adanya kecurangan karena hal itu mucul dari tanda tanya dari kejengalan-kejanggalan.

Maka kedudukan akal dan proses berpikir diperlukan oleh rakyat yang pada nantinya akan membentuk sikap kritis sebagai pengawas terdapat jalanya roda demokrasi. Sebab kebodohan dan ketidakpeduliaan adalah salah satu cara untuk melanggengkan kekuasaan yang otoriter, sekian walahu 'alam. almualif

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun