Kemacetan masih menjadi problematika yang sering dijumpai di kota-kota besar. Masalah ini timbul akibat dari pertumbuhan penduduk yang kian meningkat sepanjang tahun. Bisa kita bayangkan ketika tiap anggota keluarga memiliki kendaraan pribadi dan dioperasikan setiap hari sehingga menimbulkan antrean kendaraan di jalanan. Fenomena ini memiliki dampak yang luas dan efek domino bagi aktivitas kehidupan masyarakat. Misalnya saja ketika pegawai administrasi di kantor terlambat bekerja, maka beberapa pekerjaan tidak dapat terselesaikan secara maksimal.
Salah satu kota dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi adalah Surabaya. Kota yang telah dinobatkan menjadi kota metoprolitan ini menjadi langganan kemacetan khususnya di jam aktif beraktivitas. Parahnya kemacetan yang sering terjadi menjadikan kota Surabaya berada di posisi pertama kota termacet di Indonesia berdasarkan Global Traffic Scorecard 2021. Hal ini tentu menjadi fokus permasalahan yang sedang dikaji oleh pemerintah setempat.
Banyak cara telah ditempuh oleh pemerintah kota Surabaya guna mengurangi intensitas kemacetan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif adalah penyediaan layanan Suroboyo Bus sebagai salah satu alternatif angkutan umum. Fasilitas ini disediakan agar masyarakat memiliki minat untuk menggunakan kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi. Pasalnya, beberapa masyarakat justru lebih nyaman ketika menggunakan kendaraan umum, akan tetapi penyediaan layanan dari pemerintah kota masih sangat terbatas. Hal ini menimbulkan rasa malas untuk menggunakan transportasi umum karena harus menunggu antrean bus dan kemungkinan berdesakan di dalam bus sangat besar.
Suroboyo Bus secara resmi dirilis oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kapolrestabes Surabaya, Komandan Resor Militer dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di depan Gedung Siola (7/4/2018). Bersamaan dengan acara peresmian tersebut, Wali Kota Surabaya, Risma berharap bahwasanya kehadiran Suroboyo Bus dapat menjadi kendaraan alternatif para warga Surabaya dalam melakukan mobilitas agar dapat mengurangi volume kendaraan pribadi di Surabaya.
"Dari tahun ke tahun volume kendaraan di Surabaya terus meningkat dari itu, bus Suroboyo menjadi alternatif transportasi massal untuk mengurangi kepadatan kendaraan," tutur Walikota Risma.
Peluncuran Suroboyo Bus diproyeksikan akan mengurangi tingkat kecametan dan menyeimbangkan proporsi penggunaan angkutan umum dan kendaraan pribadi. Upaya sosialisasi penggunaan Suroboyo Bus juga dilakukan secara masif guna mewujudkan transformasi dari kendaraan pribadi menuju transportasi massal.
Suroboyo Bus juga memiliki keunikan yang berbeda dengan sarana transportasi umum lainnya, yakni adanya layanan aplikasi GOBIS Suroboyo Bus yang dapat memantau pergerakan dan mengetahui jarak tempuh antar halte Suroboyo Bus. Selain itu, Suroboyo Bus memiliki inovasi pembayaran melalui penukaran sampah plastik. Penumpang bisa menukarkan sampah plastik di Terminal Purabaya dan Halte Rajawali untuk membayar ongkos bus. Â Â
Keunikan tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk terus mendukung eksistensi Suroboyo Bus sebagai alternatif angkutan umum guna mengurangi kemacetan juga meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gaya hidup yang ramah lingkungan. Hingga kini, pemerintah kota Surabaya terus menambah armada bus guna menyediakan fasilitas yang lebih paripurna. Bus yang tersedia diharapkan mampu menampung seluruh pengguna dalam kondisi yang aman dan tidak sesak. Pembangunan halte bus yang layak juga masih terus berlanjut sehingga masyarakat merasa nyaman ketika menunggu bus datang.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Suroboyo_Bus
