Mohon tunggu...
Almira Azaria Yuandjie
Almira Azaria Yuandjie Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

kelompok 2: Almier Alfath, Almira Azaria, dan Alvian Abigail(X IPS 3)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jakarta Lekat dengan Kemacetan, Apa Saja Penyebabnya?

24 Oktober 2021   11:25 Diperbarui: 24 Oktober 2021   14:38 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ibu kota jakarta menjadi salah satu kota yang erat dengan istilah "kemacetan". Kemacetan yang terjadi di Jakarta dikarenakan jakarta sebagai pusat ekonomi negara atau salah satu tempat untuk mencari nafkah. Sebagai pusat ekonomi banyak warga di luar jakarta yang pergi ke jakarta untuk mencari penghasilan, sehingga populasi di jakarta meningkat pesat setiap tahunnya. Banyaknya warga yang bermigrasi ke jakarta membuat kota ini makin padat penduduk. Peningkatan populasi memicu  tingginya kebutuhan kendaraan. Hal tersebut secara tidak langsung menjadi salah satu faktor terjadinya kemacetan.

Pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan pertumbuhan jalan juga menjadi salah satu faktor terjadinya kemacetan di Jakarta. Di tahun 2019 jumlah kendaraan bermotor di Ibukota naik 0.7% atau sama dengan 77.158 kendaraan dari tahun sebelumnya. Di tahun 2019, tercatat ada 11.839.921 kendaraan bermotor yang terdiri atas mobil penumpang, truk, bus dan sepeda motor di Jakarta. Di Peringkat pertama dipimpin oleh sepeda motor sebagai jumlah kendaraan terbanyak di Jakarta. Disusul mobil, truk, dan bus. Hal ini sangat berbanding jauh dengan pertumbuhan jalan di Jakarta yang hanya bertambah 0,01% tiap tahunnya.

 Banyak juga warga jakarta yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas padahal pemerintah sudah memberikan layanan transportasi umum, hal inilah yang menyebabkan kemacetan di jakarta. Beberapa faktor menjadi alasan mengapa masyarakat Jakarta enggan menggunakan transportasi umum. Salah satunya faktor keamanan dan kenyaman yang dirasa masih kurang baik menjadi pertimbangan masyarakat Jakarta untuk menggunakan transportasi umum. Walaupun pemerintah Jakarta sudah berupaya sedemikian rupa supaya layanan transportasi umum dapat dinikmati warganya dengan hati senang dan aman, nampaknya warganya masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

 Jakarta yang disebut pusat perekonomian negara juga menyebabkan ada banyaknya pusat perbelanjaan yang menarik banyak minat warganya. Apalagi tahun ini baru saja dibuka pusat perbelanjaan baru di daerah Jakarta Selatan. Konsep yang belum terpikirkan oleh pusat perbelanjaan sebelumnya membuat tempat ini menarik banyak peminat.

Lalu apa hubungannya pusat perbelanjaan dengan kemacetan di Jakarta? Pusat perbelanjaan ini menyebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang keluar masuk bang

Dampak yang ditimbulkan kemacetan juga tidak sedikit, kerugian waktu yang disebabkan oleh arus lalu lintas menjadi sangat lambat. Yang seharusnya perjalanan hanya perlu ditempuh selama 15 menit, menjadi 30 menit atau lebih karena terjebak macet. Tak hanya rugi waktu, kemacetan juga menyebabkan terjadinya pemborosan bahan bakar. Kemacetan juga dapat berdampak pada psikologis orang yang terjebak macet yaitu, merasa stres karena berpikir mungkin tidak akan sampai tepat pada waktunya.

 Maka, untuk kemacetan di Ibukota Jakarta yang banyak disebabkan oleh masyarakatnya lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, pertumbuhan kendaraan yang tidak seimbang juga banyaknya keluar masuk kendaraan yang terjadi di sekitar pusat perbelanjaan, diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi kemacetan. Salah satu langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah kemacetan adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, dan menggunakan kendaraan umum yg disediakan oleh pemerintah dan juga memperbaiki alur keluar masuk dari pusat perbelanjaan. Tak hanya kontribusi dari masyarakat saja, pemerintah juga harus turut berkontribusi dalam mengurangi kemacetan di Jakarta. Pemerintah bisa turut bekerja sama dengan lebih meningkatkan tingkat kenyamanan dan keamanan transportasi umum, agar masyarakat lebih merasa aman dan nyaman menaiki kendaraan umum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun