Lathif Prasetyo,Â
Member of Organizing Committee ABB Formula E Prix Jakarta E Prix 2022
Bertajuk Jakarta E-Prix 2022. Jakarta dan lebih tepatnya Indonesia baru usai menggelar balapan pertama dengan kaliber internasional. Jakarta E-Prix ini adalah seri kesembilan yang digelar setelah Diriyah E-Prix, Mexico City E-Prix, Rome E-Prix, Monaco E-Prix, dan Berlin E-Prix.
Formula E sendiri adalah ajang balap internasional dengan sumber daya listrik. Jadi tidak menggunakan bahan bakar fosil. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui bahwa Formula E Jakarta ini lebih dari sekadar balapan.
Pertama, rekor sirkuit. Secara historis, Jakarta baru terpilih untuk menjadi tuan rumah balapan Formula E itu pada Desember 2021. Sementara gelaran balapannya di Juni 2022. Itu artinya hanya sekitar lima bulan waktu yang digunakan untuk persiapan. Dan yang lebih "menyedihkan", Jakarta belum memiliki sirkuit yang memang diperuntukkan bagi ajang balap ini.
Kita langsung bergerak dengan menetapkan Ancol sebagai lokasinya. Dan di Ancol kondisinya adalah lahan benar-benar kosong. Berbagai persiapan dilakukan, mulai track, jalur aspal, barrier, pagar, tenda tamu VIP, paddock, tribun, semua kita siapkan. Setelah menjalani hari kerja efektif 54 hari --- tujuh hari sepekan dan nyaris 24 jam sehari kita bekerja, persis di awal Februari 2022 kita memulai dan di akhir April 2022 kita selesai. Lebih cepat dari pembangunan sirkuit di Diriyah, Saudi Arabia.
Dan tidak sekadar selesai, sirkuit ini juga menuai citra positif, baik dengan cara menghadiri langsung untuk menyaksikan balapan seperti yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ataupun dengan memberikan tanggapan atau komentar, seperti yang dilakukan oleh para pebalap Formula E. Formula E Jakarta telah mengangkat Indonesia naik di podium pertama di Asia Tenggara sebagai penyelenggara balapan mobil listrik pertama.
Kedua, kerja sama. Kesuksesan gelaran Formula E ini adalah buah dari kerja sama kompak antara berbagai pihak. Mulai dari Pemprov DKI Jakarta, pihak yang menaungi acara yakni FIA, tim konsultan Sirkuit Mandalika, pihak swasta baik lokal maupun mancanegara, pakar ekonomi dan investasi, dan juga dukungan dari masyarakat Indonesia. Termasuk kerja sama juga adalah saat kita juga belajar langsung dari proses pembuatan Sirkuit Formula1 Singapore.
Ketiga, kelas balapan. Meski berstatus Formula E, ternyata bukan hanya satu bahkan ada tujuh mantan pebalap Formula1 yang hadir dan mengikuti seri balapan Formula E Jakarta. Ini artinya, ajang balap Formula E adalah balapan dengan kualitas para driver Formula E yang hebat. Ketujuh pebalap itu adalah Andre Lotterer dan Pascal Wehrlein, dari tim TAG Heuer Porsche, Lucas Di Grassi dari ROKiT Venturi Racing, Sebastien Buemi dari Nissan e.Dams, Stoffel Vandoorne dari tim Mercedes-EQ, Jean Eric-Vergne dari DS Techeetah, dan Antonio Giovinazzi dari tim Dragon/ Penske Autosport.
Keempat, keberlangsungan lingkungan. Pertama adalah lingkungan alam. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa orang masih meragukan tingkat ketahanan mobil listrik. Dan faktanya, di ajang balapan Formula E Jakarta, semua pebalap mampu finis di lap terakhir. Bahkan saat balapan digelar kondisi cuaca sangat panas namun mobil tidak mengalami masalah.