Pemain Pinjaman, Dilema di Tengah Kesuksesan

Meminjam pemain merupakan salah satu strategi dalam menyeimbangkan kondisi keuangan dan kebutuhan pemain. 

Apabila kondisi keuangan klub mampu dan "tajir" tentu opsi meminjam pemain adalah opsi yang di ambil sebagai langkah terakhir. Tetapi sebaliknya, langkah meminjam pemain melihat kondisi keuangan adalah langkah tepat untuk menyelaraskan segalanya. 

Apa yang dilakukan tim-tim dengan meminjam pemain adalah suatu taktik. Apabila strategi tersebut jitu baik pemain dan strategi di lapangan tentu hasilnya akan bagus juga. Apabila rekrutan pemain pinjaman tidak sejalan tentu hasilnya akan melempem juga. 

Tak jarang pemain pinjaman tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi suatu tim dan dikembalikan ke timnya. 

Bagi tim dengan merekrut pemain pinjaman adalah suatu keuntungan. Tak jarang juga pemain dapat mengangkat prestasi suatu tim meskipun pada akhirnya sang pemain dikembalikan ke tim asalnya. 

Tetapi setidaknya sang pemain dapat memperlihatkan potensi dan kemampuannya. Hal yang dirugikan bagi tim yang meminjam tentu saja disaat pemain bermain "tokcer" dan memberikan kontribusi yang besar buat tim tersebut, klub tidak bisa berbuat banyak apabila klub asalnya meminta kembali sang pemain. 

Biasanya kedua klub akan melakukan perjanjian dalam peminjaman pemain. Salah satunya adalah bisa dikembalikan atau klub harus membayar sejumlah uang sebagai mahar transfer. 

Apa yang terjadi di AC Milan saat ini. Banyak pemain pinjaman dan terlihat bersinar. 

Dilema buat Milan, ternyata klub asal akan meminta pemain kembali padahal bisa saja sang pemain bisa bersinar. Konsekuensi yang harus di bayar adalah klub harus rela apabila pemain tersebut kembali ditarik oleh klub asalnya. 

Banyak hal dapat dilakukan untuk meningatkan performa tim. Apabila tidak mampu membeli pemain. Yah meminjam pemain bisa menjadi opsi terbaik.