Universitas Aisyiyah Yogyakarta menggelar Masa Ta'aruf day 1 pada tanggal 16 September 2025 dengan menghadirkan beberapa narasumber dengan materi yang sangat luar biasa.Â
Materi pertama dengan judul "Negara Pancasila Sebagai Darulahdi Wa Syahadah" oleh Prof. Dr. Mufdililah. S.Pd., S.Sit., M.Sc
Cita cita Muhammadiyah adalah mewujudkan negara Indonesia sebagai "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur" yaitu suatu negeri yang baik. Â Darul Ahdi Wa Syahada adalah primsip Muhammadiyah tentang Indonesia. Dan mempunyai latar belakang yang pertama jawaban atas tantangan disintegrasi, radikalisme, dan pragmatism politik. Yang kedua perlu ada landasan teologis ideologis bagi umat islam, khususnya Muhammadiyah dalam bernegara. Yang ketiga Indonesia terdiri atas dasar kesepakatan (consensus nasional) : Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. Yang terakhir menegaskan bahwa Indonesia bukan darulharb atau darul kufr tetapi rumah bersama untuk hidup, bekerja dan beribadah. Dengan tujuan utama meneguhkan komitmen kebangsaan, membujtikan peran umat islam, menguatkan nilai keislaman dan kebangsaan, mencegah perpecahan bangsa. Dan mempunyai Harapan serta implementasi umat islam mampu memberi teladan terbaik dalam berbangsa dan bernegara, Indinesia tetap tegak sebagai negara yang dalam, adil, dan makmur, serta terwujud masyarakat utama (khaira ummah) yang menebar rahmat dan manfaat bagi sesama.Â
Materi kedua dengan judul "Peran Strategis Mahasiswa Dalam Upaya Bela Negara di Era Post-Truth" yang dibawakan oleh Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K. Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY.Â
Era Post-truth adalah ancanan baru bela negara dimana pengertian dari Post-truth adalah dimana kondisi kebenaran tertutupi oleh opini opini publik. 39% Mahasiswa  di Indonesia yang sudah terpapar paham radikal. Tantangan utama adalah bagaimana mahasiswa menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa di tengan arus informasi yang tidak jelas kebenarannya. Mahasiswa disini sebagai agen perubahan dan penjaga nilai bangsa. Bela negara disini bukan hanya soal militer, tetapi sikap aktif belajar dengan rajin, taat hukum, melestarikan budaya, dan menolak segala bentuk radikalisme yang mengancam persatuan. Mahasiswa disini berperan sebagai kunci ketahanan bangsa di era post-truth. Dengan kesadaran tinggi dan peran aktif, mahasiswa dapat melawan disinformasi, menjaga persatuan, dan menguatkan kedaulatan bangsa di tengah tantangan era digital.Â
Materi ketiga dengan judul "Sistem Pendidikan Tinggi" yang disampaikan oleh Amika Wardana, S.Sos., MA.PH,D.
Pendidikan Tinggi/ Universitas berawal dari tradisi kuno yang disebut Akademi Plato. Sudah tersebar 163 perguruan tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dan 19 sudah berstatus "UNGGUL". Menjadi mahasiswa harus bisa menguasai ilmu dan keterampilan, mengembangkan diri, berpikir kritis dan kreatif, mempersiapkan karir dan masa depan, memberi kontribusi pada masyarakat. What are the 6 C's of Educatin? Communication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity, Citizenship/culture, Character/compassion.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI