Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mari Membayangkan Jika ESL Jadi Digelar

23 April 2021   16:02 Diperbarui: 23 April 2021   16:26 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari sumsel.tribunnews.com

Eeeh, inget, begadangnya makin sering pula. Istri dan bos di kantor bisa makin sering uring-uringan.

So?

Dengan berandai-andai seperti di atas saja, kita sudah bisa membayangkan bahwa korban pertama tentu saja pemain. Lalu siapa yang akan mengambil keuntungan paling banyak? Ya tentu saja pemilik klub.

Apalagi klub yang menjadi inisiator, yang tentu saja akan berada di piramida pucuk dan bertahan lama. Ini karena emungkinan degradasi hanya 15 persen saja. Itupun takkan terlalu sulit untuk bisa cepat kembali lagi. Sementara yang di bawah, lagi-lagi harus berkeringat dan keluar duit lebih banyak.

Di sinilah tudingan keserakahan itu muncul. Maka, kalaupun inisatifnya dari UEFA (misalnya) perhitungan koefisien klub harus dijalankan agar tak ada klub gurem prestasi (hanya nama besar) yang ujug-ujug nangkring di piramid puncak.

Tapi bahkan jika insiatifnya dari UEFA pun, masih sangat banyak hal yang harus dipertimbangkan. Terutama soal kesejahteraan (fisik dan mental) pemain. Belum lagi soal lain yang hingga saat ini pun masih belum bisa diatasi seperti soal rasialisme hingga brutalitas sejumlah pendukung klub yang pastinya bisa makin meningkat seingin memanasnya persaingan nantinya.

Jangan lupa, di belakang sana, para pemilik bisnis perjudian dan tentu saja para pejudi kakapnya, juga ikut mencari kesempatan yang makin terbuka lebar. Malah bukannya tidak mungkin, kalau merekalah yang nantinya akan mengambil keuntungan paling banyak.

Atau, jangan-jangan, ide ini dari mereka juga?

Ah, jadi suudzon, dosa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun