Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (112) Cerita Si Kamo dari Markas Tentara

22 Maret 2021   21:23 Diperbarui: 23 Maret 2021   22:36 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Belum lagi di sini banyak pabrik, buruh datang dari mana-mana. Gangguan meningkat, karena banyak yang tak bisa masuk pabrik menggelandang di jalanan menjadi bandit. Banyak industri militer strategis di sini, itu juga ancaman, ada pabrik senjata, ada juga gudang senjata, ada banyak pabrik pembuat perlengkapan tentara.

Kaukasus itu berhadapan dengan Otoman dan Persia. Kekaisaran Rusia harus selalu siaga. Memang belum ada rencana perluasan wilayah lagi ke selatan. Mungkin Tsar dan para jenderalnya masih menghitung kekuatan dan untung-ruginya. Sementara di daerah yang sudah dikuasai, banyak gejolak.

Selain itu, kata pamanku, mulai muncul gerakan-gerakan perlawanan baru yang tidak mengusung asal-usul, tapi berdasarkan paham. Atheisme mengancam gereja, dan kalau gereja tak stabil, kekaisaran bisa ikut goyah. Lebih bahaya lagi katanya adalah Marxisme, yang disebutnya paham anti kelas.

Yang ini, katanya, ujung-ujungnya adalah keinginan untuk menggulingkan Tsar. Karena itu, di Tiflis dan di kota-kota besar lainnya sudah ada pejabat sensor media untuk meredam paham-paham yang membahayakan itu.

Salah satu yang sudah terlihat dari gerakan ini adalah munculnya perlawanan buruh. Itu katanya hanya gejala saja, karena yang paling besar yang ujungnya penggulingan Tsar dan penghapusan kekaisaran,

Terus aku tanya, apa ada demo buruh di Tiflis? Dia bercerita tentang demo di musim panas kemarin. Katanya itu karena polisi yang tak becus menangani kasus pencurian. Manajer pabriknya yang mencuri, buruh-buruh anak dijadikan korban.

Habis itu ada media yang ngompor-ngomporin untuk melawan. Ada kelompok anak muda yang menungganginya. Mereka ini kelompok beraliran Marxis yang terdeteksi membuat partai, di sini, di Tiflis.

Pentolannya adalah anak-anak berandal yang dikeluarkan dari seminari karena menentang Tsar secara tidak langsung, dan mengancam bahkan melukai rektor mereka sendiri. Padahal, itu sekolah agama.

Perpaduan antara atheisme dengan marxisme itulah yang mujarab, bener-bener berbahaya. Karena itu, tentara ya terpaksa turun untuk menangani demo itu. pentolan-pentolannya ditangkapi oleh polisi, terus diamankan oleh tentara. Setelah itu, aman lagi, katanya.

Tinggal itu aja, soal penyebaran paham. Tapi itu kan sudah ada yang ngurusi, badan sensor tadi.

Karena mulai nyambung dengan ceritamu, aku terus tanya sama pamanku itu, itu yang ditahan-tahan itu pada dibawa kemana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun