Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (86) Renungan dalam Kereta

21 Februari 2021   21:10 Diperbarui: 22 Februari 2021   22:01 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Kereta berhenti sejenak di Stasiun Gori. Salib besar di pucuk bangunan gereja yang juga sekolah masa kecilnya terlihat. Di belakangnya sana, meski tak terlihat, Soso bisa membayangkan rumah masa kecilnya, termasuk juga ibunya yang tak lagi menempatinya saat ini. Ada rasa kangen, tapi ia mengesampingkannya.

"Kota ini takkan kemana-mana, dan walaupun aku kemana-mana, Gori akan tetap berada di dalam hatiku, selamanya..."

Kereta bergerak lagi ke arah barat, mengantarkannya pada petualangan yang baru.

*****

BERSAMBUNG: (87) Memandang Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun