Kereta berhenti sejenak di Stasiun Gori. Salib besar di pucuk bangunan gereja yang juga sekolah masa kecilnya terlihat. Di belakangnya sana, meski tak terlihat, Soso bisa membayangkan rumah masa kecilnya, termasuk juga ibunya yang tak lagi menempatinya saat ini. Ada rasa kangen, tapi ia mengesampingkannya.
"Kota ini takkan kemana-mana, dan walaupun aku kemana-mana, Gori akan tetap berada di dalam hatiku, selamanya..."
Kereta bergerak lagi ke arah barat, mengantarkannya pada petualangan yang baru.
*****
BERSAMBUNG: (87) Memandang Dunia