Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sebelum Berlayar Bersama...

6 Februari 2021   10:59 Diperbarui: 6 Februari 2021   11:16 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal (sumber: ultimate-yacths.com)

Persiapkanlah bekal semampunya. Mungkin lelaki menyiapkan bekal lebih banyak, perempuan lebih sedikit. Atau sebaliknya. Atau membawa bekal masing-masing. Tak masalah, asal sama-sama ikhlas. Toh nantinya bekal itu akan digunakan bersama, bukan oleh masing-masing.

Jangan berpikir untuk menunggu bekal cukup. Tak akan ada yang namanya 'cukup.' Yang harus diutamakan adalah kemampuan untuk menambah bekal di perjalanan. Bawalah pancing dan jala, asahlah kemampuan untuk menangkap ikan di tengah lautan sana. Belajarlah membuat lebih banyak pancing dan jala jika yang lama rusak dan tak lagi bisa dipakai. Jangan berpikir untuk selalu meminta bantuan dari kapal lain, termasuk kapal orang tua kita.

Ketika sudah berlayar, jangan pernah ingin kembali ke dermaga atau beralih ke kapal lain. Biarlah mantan hanya menjadi kenangan. Apalagi jika mantan juga sudah berlayar bersama kapal lain yang bukan kapal orang tuanya.

Sekali-kali melirik kapal tetangga, tak apalah, untuk belajar, siapa tahu di sana punya cara yang lebih baik dalam mengatasi masalah atau dalam menambah bekal di jalan. Asal jangan diam-diam melompat ke dalamnya. Yang laki-laki, jangan menjadi perompak, membawa kabur perempuan di kapal lain. Dan yang perempuan, jangan mau diculik dan dibawa lari kapal lain.

Jadi. Pikirkan baik-baik sebelum berlayar bersama. Gagal berlayar di dermaga lebih baik daripada gagal di tengah lautan lalu putus asa dan menyerahkan nyawa pada ikan-ikan lapar. Menunggu waktu lebih lama pun tak apa jika memang belum benar-benar siap.

Satu-satunya masalah hanya, jika kita sudah benar-benar merasa siap, lahir bathin, tapi kawan perjalanan yang tak kunjung datang! Kalau sudah begitu, banyak-banyaklah berdoa. Awas jangan sampai tergoda naik kapal yang isinya lelaki semua atau perempuan semua; Tuhan akan murka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun