Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (52) Perjalanan ke Batumi

18 Januari 2021   18:09 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:49 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (51) Duet Maut

*****

Nilai-nilai sekolah Soso masih baik, bahkan lebih baik. Rata-rata 4,8. Tapi kali ini ia tak terlalu gembira. Seperti ada yang hilang. Ia tidak lagi memiliki semangat yang sama dengan awal-awal masuk dulu.

Dan lagi-lagi, menjelang liburan, ia juga bingung mau kemana. Meski kangen dengan Mak Keke ibunya, kali ini ia rada males balik ke Gori. Apalagi Mak Keke sudah punya suami baru. Justru karena itulah ia merasa tak nyaman untuk pulang. Apalagi, nanti pasti ia akan bertemu dengan si Bonia yang sekarang jadi adik tirinya.

Sampai si Vaso datang menemuinya. Ia akan pulang ke kampungnya di Guria, tak jauh dari Batumi. "Ikut aku aja So, kita main ke laut, rumahku kan dekat Laut Hitam..." kata si Vaso.

Mengingat nama Batumi, meski ia belum pernah ke sana, mengingatkannya pada sosok Natasha, perempuan cantik yang membuatnya jatuh cinta, tapi ternyata sudah punya suami. Soso awalnya ragu, tapi akhirnya ia mengiyakannya. Aku ke sana bukan untuk mencarinya, hanya untuk berlibur, bathin Soso.

Jadilah ia memutuskan untuk ikut si Vaso. Rencananya mereka akan naik kereta, bersamaan dengan anak-anak Gori, Peta, Seva, plus si Kaka, Gego, dan Jaba yang juga akan turun di Gori.

Selepas stasiun Gori, Soso dan Vaso tinggal berdua. Kereta melanjutkan perjalannya terus ke barat. Di stasiun Samptredia barulah mereka turun. Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Batumi dengan kereta kuda.

Saat itu, menurut si Vaso, belum ada kereta ke Batumi. Proyek relnya masih berlangsung, dan belum selesai.

Berbeda dengan daerah-daerah Georgia lainnya, wilayah Guria, termasuk Kota Batumi di dalamnya, memang belum lama diambil alih oleh Rusia. Sebelumnya, wilayah itu berada dalam kekuasaan Otoman. Barulah dalam penjanjian San Stefano yang berlangsung di Konstantinopel tahun 1878, Guria secara resmi diambil alih Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun