Mohon tunggu...
Inovasi

Komunikasi Resiko yang Gagal pada "Brent Spar"

19 November 2017   23:45 Diperbarui: 20 November 2017   00:08 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Brent Spar merupakan kilang minyak yang dimiliki oleh perusahaan minyak ternama yaitu Shell dan Exxon. Brent Spar tersebut telah membuat kontroversi lingkungan dan sudah mendapat perhatian dari berbagai media. Krisis yang menimpa Brent Spar adalah salah satu contoh dari komunikasi resiko yang salah. Komunikasi resiko merupakan cara atau teknik yang digunakan suatu perusahaan untuk menangani masalah. 

Langkah-langkah yang diambil dalam menangangi masalah harus tepat sehingga masalah yang terjadi dapat terselesaikan dan tidak menimbulkan dampak yang besar. Dalam hal ini, Sulit untuk mengingat kontroversi lingkungan yang telah mendapat banyak perhatian dari berbagai media seperti penenggelaman tempat penyimpanan minyak Brent Spar di dasar laut Atlantis Utara. Kejadian seperti ini akan menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan dimana dapat merusak nama baik dan citra perusahaan Shell dan Exxon. Selain itu, pemerintah Inggris pun akan terkena dampak dari permasalahan ini.  

            Bentuk protes dilakukan oleh organisasi global independen yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan, yaitu Greenpeace.Aktivitas dari Greenpeaceberupa kampanye yang bertentangan dengan penenggelaman dari Brent Spar tersebut. Pihak Greenpeace juga mengirimkan foto kegiatan sebagai bukti untuk media dan membuat Bren Spar menjadi sorotan media. 

Kasus Brent Spar bermula pada tahun 1994, dimana saat itu Shell dan Exxon mengalami sebuah masalah mengenai pembuangan penyimpanan yang diakibatkan oleh penyimpanan minyak mereka sudah tidak bisa berjalan dan sudah tidak dapat dipakai lagi. Dalam masalah tersebut, pemerintah tidak mengharuskan untuk membuang tempat penampungan di daratan karena tampungan berada di kedalaman air lebih dari 75 meter dengan berat lebih dari 4000 ton. 

Shell diperintahkan untuk bisa memperhatikan keselamatan,teknik dan implikasi dari pembuangan Shell pada lingkungan. Shell diberikan empat pilihan oleh pemerintah, yaitu: pertama,ditenggelamkan di daerah perairan. Kedua,diuraikan dan kemudian diolah kembali. Ketiga,ditenggelamkan di tempat itu juga, namun akan berdampak pada pencemaran sehingga dapat menimbulkan polusi. Keempat,membuang di tanah yang memiliki resiko akan menghabiskan biaya yang lebih mahal.

            Setelah melakukan pertimbangan dan pemeriksaan pada pilihan tersebut, akhirnya Shell memutuskan untuk mengambil pilihan keempat. Alasan Shell mengambil pilihan tersebut adalah biaya yang cukup murah dan dampak yang timbul sedikit pada lingkungan. Pada dasarnya,Shell meminta Departemen Perdagangan dan Industri U.K untuk melakukan izin mengenai membuang tempat penampuangan di kedalaman laut sebagai bagian dari peduli lingkungan.

 December 1994, Departemen Perdagangan dan Industri memberikan izin berdasarkan atas panduan konvensi baru dari lingkungan laut. Pemerintah U.K memberitahukan negara Eropa dan lainnya pada 16 Februari tentang rencana Shell untuk menenggelamkan Platform. Kemudian, pemerintah mengeluarkan izin pembuangan Shell pada minggu pertama bulan Mei. Namun, sebelum izin tersebut dikeluarkan, Greenpeacemenduduki Brent Spar pada tanggal 30 April.

            Greenpeacetidak menyetujui keputusan Shell tersebut dan Izin yang diberikan oleh pemerintah U.K. Mereka menolaknya dengan cara menempati Brent Spar lalu mengambil beberapa gambar yang nantinya akan dikirimkan pada media. Selain itu, Greenpeacejuga mengumpulkan tanda tangan dari para politikus. Dalam hal ini, Media memiliki peran yang aktif dalam menyebarkan berbagai informasi. Sehingga mengakibatkan pemerintah melakukan protes terhadap pemberitaan yang ada. Namun, Greenpeacetidak berhenti untuk menolak keinginan Shell dengan menutup SPBU Shell sehingga tidak ada orang yang bisa membeli.

            Pada akhirnya, Greenpeacememegang kendali dan berhasil menang dalam menghadapi Shell karena bantuan dari beberapa pihak seperti media, politikus dan masyarakat luas. Bisa dilihat dalam permasalahan ini bahwa media berpihak sepenuhnya pada Greenpeacesehingga berdampak pada komunikasi resiko Shell yang gagal akibat sikapnya yang rakus, tamak dan tidak ingin mengeluarkan uang banyak. Shell menjadi mudah untuk dilengserkan karena perusahaan tersebut mementingkan kebutuhan pribadinya. Selain itu, politisi juga terlibat dalam menyalahkan Shell sehingga mendapatkan dukungan oleh orang-orang yang mendukung lingkungan.

Daftar Pustaka

Lofstedt, R. E., & Ortwin, R. (1997). The Brent Spar controversy: an example of risk communication gone wrong. Journal of Risk Analysis, 2, 17, 131-136.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun