Abstrak
Maraknya pembukaan program studi pascasarjana dan institusi penyelenggara pendidikan tinggi telah melahirkan fenomena "pabrik dosen" di Indonesia. Lulusan S2 dan S3 diproduksi secara massal tanpa jaminan kualitas, menciptakan krisis mutu dalam dunia akademik. Artikel ini membahas industrialisasi pendidikan tinggi dalam konteks pencetakan dosen yang minim kontrol mutu, berimplikasi terhadap merosotnya kualitas pengajaran, riset, dan integritas akademik. Dengan pendekatan studi literatur kritis dan telaah kebijakan, artikel ini mendorong urgensi reformasi sistem rekrutmen, pembinaan, dan akreditasi dosen.
Kata Kunci:
Pabrik dosen, mutu pendidikan tinggi, industrialisasi pendidikan, akreditasi, integritas akademik
Pendahuluan
Dosen merupakan tulang punggung pendidikan tinggi. Namun dalam dua dekade terakhir, muncul fenomena "pabrik dosen" --- istilah kritis terhadap praktik produksi massal lulusan pascasarjana untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di perguruan tinggi. Sistem pendidikan tinggi yang seharusnya menekankan kualitas kini bergeser menjadi industri yang mementingkan kuantitas. Permasalahan ini semakin kompleks ketika institusi pendidikan tidak memiliki mekanisme quality control yang memadai.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka. Data dikumpulkan dari jurnal akademik, laporan akreditasi BAN-PT, peraturan pemerintah, artikel media, serta opini para pakar pendidikan tinggi. Analisis dilakukan secara tematik, dengan fokus pada gejala industrialisasi, lemahnya kontrol mutu, dan dampaknya terhadap kualitas dosen.
Hasil dan Pembahasan
1. Industri Pascasarjana: Pabrik Lulusan Tanpa Seleksi Ketat
Lonjakan jumlah program magister dan doktoral di berbagai kampus, termasuk institusi swasta non-unggul, melahirkan lulusan S2/S3 dalam jumlah besar. Namun sebagian besar tidak melalui proses seleksi ketat, tidak memiliki pengalaman riset memadai, dan minim pembinaan akademik.