Â
Oleh : Ali Mutaufiq
Abstrak
Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah bukan hanya peristiwa historis semata, melainkan transformasi sosial, spiritual, dan politik yang menginspirasi pembentukan masyarakat madani. Artikel ini mengeksplorasi nilai-nilai hijrah dalam konteks kontemporer, menggali relevansi peristiwa tersebut terhadap pembangunan masyarakat yang inklusif, adil, dan berkeadaban. Dengan mengacu pada ayat-ayat Al-Qur'an, hadis Nabi SAW, serta pandangan ulama klasik dan kontemporer, artikel ini menegaskan bahwa semangat hijrah tetap relevan dalam menjawab tantangan umat Islam hari ini.
Pendahuluan
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah merupakan titik balik penting dalam sejarah Islam. Bukan hanya pemindahan lokasi, hijrah adalah manifestasi dari visi besar tentang pembentukan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam---keadilan, toleransi, musyawarah, dan solidaritas sosial. Masyarakat Madinah yang dibangun Nabi menjadi model awal masyarakat madani yang inklusif dan multikultural.
Dalam konteks dunia modern yang penuh tantangan---disintegrasi sosial, intoleransi, dan ketimpangan ekonomi---semangat hijrah menjadi sumber inspirasi dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab. Nilai-nilai yang terkandung dalam hijrah harus dikontekstualisasikan sebagai landasan moral dalam membentuk masyarakat madani kontemporer.
Makna dan Nilai Hijrah dalam Islam
Pengertian Hijrah
Secara etimologis, hijrah berasal dari kata hajara yang berarti meninggalkan atau berpindah. Dalam terminologi Islam, hijrah merujuk pada perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah demi mempertahankan dan menegakkan agama Islam.
Menurut Imam Al-Ghazali, hijrah tidak semata fisik tetapi juga spiritual, yaitu berpindah dari kebatilan menuju kebenaran, dari kemaksiatan menuju ketaatan. (Ihya Ulumuddin)