Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Para Pengabdi Hutang

20 Oktober 2017   14:03 Diperbarui: 20 Oktober 2017   14:14 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pengabdi Hutang

Takut enggak kebagian itulah yang membuat kita buru-buru. Pernahkah kita menghela nafas sejenak, mencoba untuk bertanya, mengapa selama ini hidup kita selalu "buru-buru"?

Belum punya kemampuan punya rumah, buru-buru ambil kredit, dengan asumsi semakin kesini harga rumah akan semakin tinggi, kalo enggak kredit kapan akan punya rumah?

Jadilah kerja pontang panting untuk nyicil rumah, jadi angkatan 66, pergi jam 6 pagi, pulang jam 6 sore bahkan lebih, sesampai dirumah badan lelah, waktu habis hanya di dua tempat, Jalanan dan tempat kerja.

Momen-momen indah dalam hidup terlewati tanpa disadari, tumbuh kembangnya buah hati enggak begitu terpantau, karena fikiran terfokus kepada bayar cicilan, bayar cicilan, maha benar Tuhan, yang mengatakan hutang emang bikin baperan.

Kenapa hidup seperti di uber-uber?, Sekali lagi, ini karena "buru-buru", coba kalo kita sedikit santai, mau sampai kapan hidup jadi " Pengabdi Hutang"?

Itu baru rumah, belum lagi kendaraan, hanya karena ingin "buru-buru" di cap mapan, berkecukupan, memaksakan diri ambil kendaraan, kembali hidup di Uber-uber cicilan.

Ini terjadi karena perhitungan " Kalo enggak kredit, kapan punya mobil?, Kapan punya motor?,

Anak-anak muda di jejali dengan berbagai kemudahan untuk ambil kartu kredit, tanpa disadari tidak sedikit yang akhirnya hidup dari satu "lobang" ke "lobang" lainnya. Hidup hanya untuk bayar cicilan.

Itu semua karena "buru-buru", coba kalo memilih santai, jalani hidup apa adanya, semua akan kebagian kok, santai masbro, nikmati hidup

" Tetangga menikmati hidup dengan memberi makan banyak kucing, dia menikmati hidupnya dengan berbagi. Sempatkah pembayar cicilan untuk berbagi?, Minimal berbagi waktu dengan keluarga, tetangga, sedang waktu habis djalan dan tempat kerjaan"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun