Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Burung di Mata Filsuf dan Sufi

1 Oktober 2011   18:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak banyak di antara kita yang serius belajar filsafat Islam karena itu Indonesia khususnya umat Islam harus mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mulyadhi Kartanegara karena telah menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar filsafat Islam. Cukuplah saya kutipkan pandangan Haidar Bagir tentang sosok Dr. Mulyadhi. '' Mungkin belum terlalu banyak orang yang tahu ,teman saya,Mulyadhi Kartanegara,sebenarnya orang langka. Ada cukup banyak orang belajar filsafat,tetapi lebih sedikit yang mau melirik filsafat Islam ( buat apa,sih belajar filsafat abad pertengahan ? ) lebih sedikit lagi yang mau belajar disiplin kering nan '' kuna '' ini secara tekun dan akademis demikian jauh sehingga menghabiskan waktu studi sejak S1 hingga mencapai gelar doktor. Kalau mau terus terang,barangkali Mulyadhi adalah satu-satunya. ''

Aneh banget kan ? Indonesia adalah negera muslim terbesar di dunia tapi hanya punya satu ahli filsafat Islam ? Hihihihi pada kemana yang lain ?

Masih menurut Haidar '' Kita mengenal Cak Nur ( Prof Nurcholis Majid ) sebagai seorang pemikir mumpuni yang juga cukup akrab dengan khazanah filsafat Islam.Akan tetapi,saya kira tidak terlalu salah untuk mengatakan perhatiannya yang terlalu luas dan tuntutan untuk menjadi guru bangsa bagi semua orang tak memungkinkannya untuk menjadikan filsafat Islam sebagai satu-satunya pusat perhatiannya. Tidak juga Dr.Komaruddin Hidayat ,kolega mudanya di lembaga yang sama ,Paramadina,kita kenal Dr.Amin Abdullah,sang cendikiawan muda Muhammadiyah,sebagai peminat filsafat,khususnya filsafat Islam.Tetap saja,hanya Mulyadhi yang bisa di sebut '' murid sejati '' filsafat islam negeri ini. ''

Saya punya dua buku yang di tulis Dr.Mulyadhi pertama panorama Filsafat Islam kedua Pengantar Epistemologi Islam.

Dalam pengantar Epistemologi Islam tepatnya pada halaman 93-101 Dr Mulyadhi secara sangat meyakinkan memberikan penjelasan mengenai Pengembaraan Transkosmik. Menariknya dia mengutip karya filsuf dan sufi sekaligus asyiknya walau berbeda kedua penulis yang karyanya di kutip oleh Dr.Mulyadhi kompak menjadikan burung sebagai simbol jiwa manusia.

Karya sufi yang di kutip oleh Dr Mulyadhi adalah Manthiq Al-Thair tulisan sufi agung Farid Al-Din ' Aththar.

Selanjutnya Mulyadhi menulis '' Ath'thar menceritakan perjalanan panjang burung-burung -yang melambangkan jiwa-jiwa manusia - menuju raja mereka yang bernama '' Simurgh '' ,yang tentu saja melambangkan Tuhan. Namun ,sebelum sampai tujuan ,ternyata burung-burung tersebut harus terlebih dahulu melalui tujuh lembah yang panjang dan melelahkan. Akibatnya ,tidak banyak burung yang sampai ke tempat tujuan,sedangkan burung-burung lainnya memilih kembali pulang kebumi dengan seribu satu macam dalih, ketujuh lembah tersebut - lembah pencaharian,cinta,ma'rifah,perpisahan,kesatuan,keheranan,kefakiran dan kehancuran -tak lain adalah lambang dunia -dunia spritual yang terbentang antara dunia fisik ini dan Tuhan. ''.

Serunya banyak hal yang lain yang sering menggunakan angka 7 misalnya kita mengenal 7 lapis langit hingga ada istilah langit ke tujuh...masih inget kan dengan peristiwa Isra dan mi'raj ' dimana Nabi yang suci di sebut-sebut naik ke langit hingga mencapai langit ke tujuh.

itu versi sufinya bagaimana dengan versi filsuf ? Dalam halaman 95 Dr mulyadi mengutip karya Ibnu Sina yang berjudul Risalah Al-Thair, enaknya karya ini juga di tulis dalam bentuk novel naratif ,atau apa yang di sebut oleh Henry Corbin sebagai Visionary Recital .inilah ringkasan karya Ibnu tersebut,

'' Pada suatu hari yang cerah ,sekawanan burung dari langit mendarat di permukaan bumi .Tampa di sadari oleh burung-burung tersebit ,seorang pemburu telah memasang perangkap.tak urung satu dari burung-burung tersebut pun tertangkap dan di bawa pulang sang penburu.

Sesampainya di rumah ,burung itupun di masukan ke dalam sangkar yang keren ,pokonya enak banget deh hihihihhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun