Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... profesional -

Failurer,  Anak Jalanan, untuk Hidup Lebih Baik, Indah dan Menantang, Tahun ini merupakan tahun menulis, Insya Allah......!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kata Pengantar untuk Buku yang Terbit Entah Kapan

27 Mei 2015   09:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432694773909015388

[caption id="attachment_367924" align="aligncenter" width="300" caption="Berani Bekerja Berani Memulai -Doc Alimudin Garbiz"][/caption]

KATA PENGANTAR

(Untuk Buku yang Akan Terbit Entah Kapan)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena dengan limpahan rahmat, dan taufik, serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunanbuku ini, dengan judul “Kompilasi Hal Penting dalam Kehidupan (The Power of Failure, The Power of Free, The Power of Skill)”. Shalawat dan salam semoga tercurah Kepada Baginda Rasulullah SAW, untuk Keluarga, Sahabat dan kita semua seluruh umatnya.

Hidup adalah perjuangan, hidup adalah perlombaan, fastabiqulkhairat; saling berusaha menjadi yang terbaik. Berangkat dari pengalaman, mendapati diri ternyata banyak kekurangan, yang membuat penulis tertatih-tatih menghadapi kehidupan yang sangat kompetitif ini. Orang lain sudah bersaing dengan luar negeri, saya terbata-bata mengeja kosakata bahasa Inggris, apalagi bisa bercas cis cus, wuih... rasanya sebuah kemewahan yang sangat luar biasa.

Orang lain sudah menjadi konglomerat, saya masih tanya sani sini bagaimana tips menjadi kaya. Orang lain sudah jadi pengusaha hebat, saya masih trial and error jatuh bangun, bisnis bangkrut dan bangkrut lagi. Orang lain sudah jadi pejabat, saya masih banyak berfilsafat yang saya juga tak tahu apa yang dibicarakan, ujung-ujungnya mencari kambing hitam, siapa yang harus disalahkan. Orang lain mendapatkan beasiswa di luar negeri, saya terseok-seok dan ketakutan untuk mendapatkan pendidikan di dalam negeri, apalagi untuk s2 dan s3, takut diwawancarai dan ditanya skor tes toefl atau toafl.

Orang lain sudah membahagiakan orang tua, saya meneteskan air mata karena tak optimal merawat ayah yang sakit stroke dan terpaksa merawatnya di rumah sampai Beliau meninggal, Allaahummagfirlahu, warhamhu, wa’afihi wa’fu’anhu. Orang lain memberangkatkan banyak orang ke Mekkah, sepertinya saya juga akan terpaksa merelakan Mamah yang sudah 78 tahun pergi haji sendiri dengan dibimbing oleh orang lain yang bersimpati. Orang lain sudah membahagiakan istri, saya hanya bisa menghidupinya dengan penuh banyak janji. Sebab pepatah (entah darimana) menyatakan; “jika tak bisa menyenangkan istrimu dengan kekayaan dan kesenangan, maka berilah mereka janji...”, nggak percaya ? boleh dipraktekkan, resiko ditagih tanggung sendiri he...he...

Huh... ternyata, hidup banyak tidak bisanya itu tidak mengenakan. Melamar pekerjaan, kita hanya bisa melamar yang remeh temeh saja. Paling banter setaraf office boy dan tetap menjadi staf. Karena untuk jadi manajer atau pimpinan tidak PD abis...., (lagian siapa yang percaya ya). Sehingga ketika ditanya orang apa pekerjaan Anda ? Saya jawab pekerjaan saya adalah melamar pekerjaan, he..he...

Kita sering mengeluh tak punya pekerjaan, apakah memang tak ada lowongan ? Bukan, sebab pada dasarnya selalu ada lowongan untuk orang yang punya kapabilitas. Betul tidak Saudara-saudara ? Tapi darimana memulainya ? Itu pertanyaan mendasar yang tak bisa saya jawab. Saya hanya menuliskan kegundahan saya dalam buku lirih ini. Bukankah sudah terbiasa kita selalu galau tingkat abis. Mengapa kemiskinan harus membuat kita stress, bukankah kita sudah terbiasa hidup miskin ? bukankah kita sudah terbiasa dengan dompet kosong ? (karena uangnya tersimpan di ATM bro, tapi tetap dengan tulisan: maaf saldo Anda tidak mencukupi, mau transaksi lebih lanjut ?), Mengapa kebodohan harus dihina ? bukankah bodoh itu terkadang diperlukan, sehingga dengan kebodohannya, orang tidak tahu resiko, apalagi harus lagi merisaukan masa yang akan datang. Bukankah ketidaktahuan akan suramnya masa depan harusnya membuat kita senang dan tidak takut berinovasi ? Karena sejatinya, masa depan itu adalah apa yang kita lakukan saat ini. Yang tidak kita ketahui, itu urusan Tuhan. Selama ini, Kita terbiasa menyuruh-nyuruh Tuhan, eit...jangan marah dulu. Bukankah berdo’a itu artinya memaksa Tuhan mengabulkan permintaan kita ? jika tidak dikabulkan kita marah dan frustasi. Padahal, yang sebenarnya, Tuhan sudah tahu berapapun dalamnya hati dan pikiran kita? Hakikatnya, Tuhan bekerja dengan caranya sendiri, bukan dengan cara yang selalu kita inginkan.

Buku ini disusun hanya sebagai bahan saya belajar sendiri, tidak lebih. Karena itulah saya menuliskannya sesuka hati. So, bila tak cocok untuk Anda, berarti memang bukan untuk Anda. Setelah membaca buku ini, saya tidak menjamin Anda terinspirasi, atau bahkan langsung menjadi orang hebat. Sebagai failurer, saya tahu tulisan ini banyak salah. Bila Anda mau mengkritik dan mengoreksinya habis-habisan, saya rasa tak perlu, karena saya tidak akan menggunakan hak jawab. Jika Anda membaca sampai pada titik ini, Anda sudah tertipu, saran saya jangan dilanjutkan. Apalagi Jika Anda bersedia membayar mahal untuk sebuah buku sederhana ini, itu pasti salah Anda. He..he... jangan marah lah.., betul betul betul....?

Oh ya, jika Anda mencari bukti keberhasilan pada sosok saya, janganlah, karena itu akan sangat memalukan, aku mah apa atuh.... Sebab, sampai detik saya menuliskan kata-kata ini, saya belum sukses seperti ukuran orang-orang hebat idola Anda, atau Anda sendiri. Tapi, jika Anda ngotot mau baca juga, ya sudahlah. Alhamdulillah, saya tersanjung, dan mengucap terima kasih untuk itu. Mudah-mudahan, waktu yang diluangkan, diganti oleh Allah dengan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mungkin dari buku ini, atau dari buku yang lain. Terakhir, mudah-mudahan buku ini tidak memuaskan Anda, karena Anda bisa mendapatkan alat pemuas yang lain. Salam Hebat dan Menghebatkan....!

Garut,27 Mei 2015

Penulis

Alimudin

alimudingarbiz.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun