Mohon tunggu...
ALI KUSNO
ALI KUSNO Mohon Tunggu... Administrasi - Pengkaji Bahasa dan Sastra Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur

Pecinta Bahasa 082154195383

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menonton 'Suporter Bola'

10 Mei 2017   15:30 Diperbarui: 12 Mei 2017   15:17 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi bangsa Indonesia hari-hari ini layaknya pertandingan bola. Ada dua kubu yang saling berlomba dan berseteru. Sejak awal tahun 2017 kita sudah disuguhi pro dan kontra Ahok. Puncaknya kemarin, setelah Ahok divonis dua tahun penjara. Saat membuka media sosial seperti Facebook, kita disuguhi sajian yang itu-itu saja. Masing-masing pengguna media sosial mengunggah kegalauan dan kemarahannya.

Masuk ke dalam dua kubu suporter itu seperti makan kacang. Iya makan kacang. Kalau belum habis belum berhenti. Maunya lagi dan lagi. Kalau sudah masuk ke salah satunya, membuat diri susah keluar. Seolah diri lengket seperti habis jadian. Cie.. yang habis jadian... Yang ada ingin lagi dan lagi.

Mengunggah status yang saling balas antara keduanya. Berbalas komentar di media sosial. Intinya ingin membuktikan bahwa dirinyalah yang benar. Lawanlah yang kalah.

Dampaknya sulit tidur. Dampaknya pekerjaan terganggu. Dampaknya antarteman bisa saling berseteru. Bahkan sesama rekan kerja saling mendiamkan. Dengan pasangan, suami atau istri pun bisa saling berseberangan. Benar begitu? 

Alternatif agar tidak hanyut ke dalam dua kubu itu, tidak lain ya tidak usah masuk ke dalam keduanya. Pilihannya, menjadi penonton. Penonton yang menonton tingkah para suporter yang asik nan riuh menyaksikan pertandingan bola.

Positifnya, menonton tingkah suporter itu justru menyenangkan. Lebih menghibur. Percaya deh. Tidak perlu yang namanya fanatisme. Kita pun bisa berpikir jernih mengambil hikmah dari keduanya. Tanpa harus menyemai rasa benci antar saudara. Tidur pun jadi nyenyak. Media sosial kita pun jadi lebih bersih dari unggahan-unggahan yang saling serang bin merendahkan.

Pada akhirnya, kita hanya tinggal menanyakan kepada kedua kubu sesuai pertandingan bola, bagaimana pertandingannya? Berapa skornya? Sudah deh.

Kita pun bisa pulang. Kembali ke keluarga, kembali ke realita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun