Saat ini, menulis sudah mulai diminati oleh banyak guru. Selain memang untuk mengembangkan diri, menulis sebenarnya adalah sebuah kebutuhan. Sebab, menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa Indonesia yang produktif. Oleh karena itu, aktivitas menulis bukanlah identik dengan para peneliti saja, untuk saat ini. Siapa pun bisa dan boleh menulis. Termasuk guru.
Sehingga, tak heran bahwa akhir-akhir ini banyak kegiatan pelatihan menulis. Temanya beragam. Jenis pelatihannya juga macam-macam. Muaranya, menulis. Ada yang memang menulis dari dasar, teknis menulis. Ada yang menulis artikel ilmiah, kolom, buku, feature, puisi, cerpen, pentigraf dan sebagainya. Banyak yang kita jumpai melalui grup WA yang kita ikuti.
Bahkan, nyaris semua pelatihan itu gratis dan bersertifikat. Sepertinya, mereka (panitia) mengetahui bahwa sertifikat pelatihan pengembangan diri dibutuhkan untuk kenaikan pangkat. Apapun itu, sah-sah saja. Tidak apa-apa mengadakan atau mengikuti pelatihan.
Namun, hal yang lebih sulit adalah mengajak siswa kita menulis. Maksudnya menulis yang bisa dijadikan karya yang dipublikasi. Baik buku berISBN, menulis di media atau majalah dan di halaman publikasi lainnya. Kalau siswa menulis tugas guru, itu biasa. Jika siswa mampu berkarya tanpa terlalu dipaksan, itu luar biasa.
Bagaimana caranya?
Pertama, berilah contoh oleh guru. Guru juga harus menulis dan berkarya. Menjadilah inspirasi bagi siswa untuk menulis. Tidak sekadar berbicara saja. Tong kosong nyaring bunyinya.
Kedua, bangunlah suasana literasi yang mendukung. Guru memprogramkan kegiatan literasi kelas agar siswa terbiasa membaca dan menulis. Tentang literasi kelas, silakan baca artikel sebelumnya.
Ketiga, lakukan pebimbingan secara intensif. Tidak saja memerintah atau meminta siswa menulis. Tapi, guru harus terjun langsung membimbing siswa, sampai jadi.
Kelima, berlakukan tagihan menulis. Bisa tagihan harian untuk menulis yang sesuai dengan passion siswa. Jangan batasi genre dan temanya. Biarkan saja, siswa mau menulis apa saja.
Keenam, berilah apresiasi untuk setiap karya siswa. Publikasikan sesuai dengan kemampuan. Diskusikan cara memublikasikan.
Ketujuh, lakukan refleksi dan evaluasi.