Mohon tunggu...
Alifiano Rezka Adi
Alifiano Rezka Adi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Arsitektur FT UGM Yogyakarta, yang slogannya better space better living, ayoo hidupkan ruang disekitar kita biar dunia ini lebih berwarna :DD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

People's Park Complex Singapura, Contoh Kesuksesan Sebuah Kompleks Ruang Publik

6 Maret 2015   14:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:05 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_401114" align="aligncenter" width="562" caption="http://singapore.coconuts.co/2014/11/14/case-makes-move-2-errant-retailers-peoples-park-complex"][/caption]

People’s Park Complex merupakan pengembangan mix-used atau bangunan multifungsi dengan berbagai fungsi seperti pusat perbelanjaan, perumahan, perkantoran, dan fasilitas parkir kendaraan dalam satu struktur tunggal. Terletak di lereng Pearl’s Hill, site dimana People’s Park Complex berdiri saat ini sebelumnya adalah berupa ruang publik terbuka, yang kemudian berkembang menjadi People’s Market atau Pearl’s Market dengan kios-kios outdoor yang kemudian hancur karena kebakaran pada tahun 1966.

Kini People's Park Complex sudah menjadi sebuah city-node di pusat distrik Chinatown Singapura. Kompleks yang berdiri sejak tahun 1973 ini digunakan setiap saat dan berfokus pada aktivitas pedestrian yang terhubung ke beberapa fasilitas di sekitar kompleks.People’s Park Complexmerupakan tonggak penting perkembangan arsitektur di Singapura di tahun 1970an. Selain memperkenalkan pusat perbelanjaan modern ber-AC pertama yang belum pernah dikenalkan sebelumnya di Singapura, kompleks ini dibangun di sekitar ruang-ruang berorientasikan pedestrian.

People’s Park Complexmerupakan salah satu ruang public kota tersukses di Singapura dan diklaim sebagai “successful design, built for people” sesaat setelah kompleks ini terbangun dan masih tetap eksis sampai sekarang dengan banyaknya orang yang mengaksesnya (Loo, 1982). Ruang dalam kompleks terasa sangat hidup dengan tingginya intensitas aktivitas pedestrian dan beberapa kios kecil di sudut-sudut ruang tertentu.

[caption id="attachment_401116" align="aligncenter" width="608" caption="http://www.dpa.com.sg/projects/peoples-park-complex/"]

14256025911293005053
14256025911293005053
[/caption]

Menurut perancang kompleks ini, setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi suksesnya kompleks People’s Park Complexini sebagai ruang publik kota, yaitu :


  1. “The space should be pleasant to walk and enjoyable so as to encourage more of the pedestrian to move through the space” . Maksudnya ruang harus nyaman untuk berjalan kaki dan menyenangkan sehingga dapat mendorong lebih banyak pejalan kaki untuk bergerak melalui ruang.
  2. “A pedestrian mall is only able to succeed if you are able to link buildings together functionally, visually and to create a space frame the space and to make the space more meaningful”. Maksudnya akses pedestrian di tengah ruang komersial akan sukses bila ada koneksi kuat antar bangunan secara fungsional, visual, sehingga ruang menjadi lebih bermakna.
  3. “The space has to be flexible catering to various activities and must appeal to everybody. It must not be differentiated that this area is exclusively for tourists and that for locals or it will fail completely”. Maksudnya ruang harus fleksibel mewadahi keberagaman aktivitas dan seimbang untuk seluruh pengguna. Area tidak dibedakan secara eksklusif untuk turis ataupun penduduk lokal.

[caption id="attachment_401117" align="aligncenter" width="474" caption="Heng and Chan, 2000"]

14256027751160278832
14256027751160278832
[/caption]

Salah satu alasan People’s Park Complex dapat berfungsi baik sebagai ruang publik adalah lokasinya yang strategis dekat dengan area perkantoran, perumahan, dan perhotelan. Ketersediaan transportasi umum dan fasilitas parker juga sangat penting untuk menghindari resiko traffict-crowding di area sekitar kompleks ini. Namun yang lebih penting adalah bahwa kompleks ini direncanakan sedemikian rupa sehingga seluruh bagian bangunan, bangunan sekitarnya, dan area parker terhubung baik secara aksesibilitasat aupun polaruangnya.

Konteks Pembangunan Ruang Publik di Indonesia

Pengembangan fasilitas publik dan perumahan seperti People’s Park Square dapat juga diterapkan di Indonesia, tentu saja dengan menyesuaikan konteks lokalitas masing-masing daerah, seperti halnya People’s Park Square yang juga menyesuaikan dengan konteks Chinatown baik dari segi fasad arsitektural dan hubungan antar ruangnya.

Dalam konteks pembangunannya di Indonesia, yang dapat dijadikan hikmahnya adalah masalah aksesibilitas. Tidak bisa dipungkiri pembangunan pusat perbelanjaan dan mall seringkali menimbulkan overcrowd di sekitar kompleks bangunan, entah parkir liar ataupun PKL yang jelas mengganggu akses pejalan kaki ataupun kelancaran lalu lintas. Di saat People’s Park Complex menghadirkan kenyamanan orang berjalan, di sini kita berjalan saja harus mlipir ke badan jalan utama karena pedestrian sudah tertutup parkir liar dan PKL. Banyaknya pejalan kaki yang lewat menjadi motor utama bagi kegiatan PKL sehingga pihak perancang atau pembangun ruang publik seharusnya memperhatikan ruang-ruang luar sekitar bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan orang dalam mengakses pedestrian.

[caption id="attachment_401118" align="aligncenter" width="512" caption="http://krjogja.com/read/228183/siap-siap-tempat-parkir-motor-di-malioboro-akan-dipindah.kr"]

14256028361385561118
14256028361385561118
[/caption]

Ketersediaan parkir harus memadahi bagi setiap ruang publik komersial. Biasanya karena sebuah bangunan komersial tidak memiliki ruang parkir yang memadai, parkir kemudian dialihkan di ruang kosong seadanya seperti pedestrian. Contoh ini dapat dilihat di Mall Malioboro Yogyakarta dimana pedestrian didepannya dipenuhi oleh parkir motor sehingga mengganggu pejalan kaki yang mengakses pedestrian tersebut.

Integrasi atau keterhubungan dengan bangunan di sekitarnya juga perlu menjadi pertimbangan pokok. Seperti pada People’s Park Complex, link antar bangunan yang terhubung dengan jalur pedestrian selain memperkuat hubungan visual antar bangunan, juga menghubungkan pergerakan orang berjalan dari satu bangunan ke bangunan lain. Sirkulasi menjadi tidak memusat di satu titik, namun mengalir atau cair ke segala arah, sehingga mengurangi potensi terjadinya overcrowd di titik-titik tertentu.

Lebih jauh, pembangunan yang berorientasi aktivitas pedestrian seperti yang telah dicontohkan People’s Park Square, akan meningkatkan attitude orang berjalan kaki karena memiliki desain pedestrian yang menarik dan nyaman untuk dilintasi. Bukan tidak mungkin juga dapat mengurangi kepadatan lalulintas karena budaya berjalan kaki yang tinggi. Kalaupun tetap menyediakan akses kendaraan dan parkir, fasilitas ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu akses pejalan kaki.

Sumber Referensi :

Heng and Chan. 2000. The making of successful public space: a case study of People's Park Square

Projects / People’s Park Complex. Diakses tanggal 6 Maret 2015 dari http://www.dpa.com.sg/projects/peoples-park-complex/

Chen, J. 2013. 27 November. People’s Park Complex. Diakses tanggal 6 Maret 2015 dari http://www.ghettosingapore.com/peoples-park-complex/

People’s Park Complex. Diakses tanggal 6 Maret 2015 dari http://en.wikipedia.org/wiki/People's_Park_Complex

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun