Mohon tunggu...
alifiaekaputrianggraini
alifiaekaputrianggraini Mohon Tunggu... mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Jurnal "Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga: Studi Kasus di Kabuoaten Wonogiri"

15 Maret 2025   23:05 Diperbarui: 15 Maret 2025   23:05 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga: Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri" dalam Jurnal Buana Gender PSGA LPPM IAIN Surakarta, Volume 1, Nomor 1 Januari-Juni 2016, menyoroti berbagai aspek terkait perceraian dan upaya pemberdayaan keluarga di Kabupaten Wonogiri.

Analisis Alasan dan Faktor Penyebab Perceraian

Berdasarkan artikel, alasan utama perceraian meliputi beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup ketidakharmonisan dalam rumah tangga, seperti perselisihan yang terus-menerus, ketidakmampuan memenuhi tanggung jawab, serta kekerasan fisik atau emosional. Selain itu, moralitas yang rendah dan ketidaksetiaan juga menjadi penyebab signifikan. Faktor eksternal meliputi tekanan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, dan pernikahan usia muda yang sering kali kurang matang secara emosional. Di Kabupaten Wonogiri, misalnya, sebagian besar gugatan cerai diajukan oleh perempuan dengan alasan suami tidak bertanggung jawab atau tidak memberikan nafkah yang memadai1.

Dampak Perceraian terhadap Keluarga

Perceraian berdampak besar pada keluarga, terutama anak-anak. Anak-anak sering mengalami trauma emosional akibat konflik orang tua yang berujung pada perceraian. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan psikologis mereka, seperti menurunnya rasa percaya diri dan munculnya gangguan perilaku. Selain itu, perceraian juga sering menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalam keluarga, terutama bagi pihak yang kehilangan nafkah utama. Secara sosial, tingginya angka perceraian dapat merusak tatanan keluarga ideal serta menciptakan masalah dalam pengasuhan anak dan hubungan antaranggota keluarga1.

Solusi Mengatasi Perceraian dan Dampaknya

Untuk mengatasi perceraian dan dampaknya, diperlukan langkah preventif dan kuratif. Langkah preventif meliputi pendidikan pranikah untuk membekali pasangan dengan keterampilan komunikasi dan manajemen konflik. Pemerintah juga perlu memperkuat program pembinaan keluarga sakinah melalui Kantor Urusan Agama (KUA) dengan dukungan anggaran yang memadai. Sementara itu, langkah kuratif mencakup konseling pascaperceraian untuk membantu anggota keluarga, terutama anak-anak, mengatasi trauma emosional. Pemberdayaan ekonomi bagi keluarga pascaperceraian juga penting untuk mencegah kemiskinan lebih lanju

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun