Assalamualaikum wr. wb
Hi! Nama saya Alifa Rizkiana Elfasya, mahasiswa Kesejahteraan Sosial semester 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Blog ini adalah bagian dari perjalanan akademik saya, khususnya untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Pada Rabu, 3 September 2025, dilaksanakan pertemuan perdana mata kuliah Pendidikan Pancasila. Kegiatan kuliah berlangsung secara daring melalui platform Google Meet, dengan pembagian kelas ke dalam dua ruang pertemuan untuk menjaga ketertiban serta suasana belajar yang lebih kondusif.
Dalam pertemuan perdana ini, dosen menekankan sejumlah hal penting. Pendidikan Pancasila dijelaskan sebagai mata kuliah wajib yang berfungsi membangun kesadaran mahasiswa, terutama terkait nilai kesejahteraan sosial yang berlandaskan semangat gotong royong. Selain itu, dipaparkan pula bahwa universitas negeri memiliki peranan besar dalam mendukung pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa. Semua itu tidak terlepas dari kontribusi dana pajak negara yang turut menjadi penopang utama keberlangsungan pendidikan tinggi.
Selain penyampaian materi, dosen juga memberikan arahan terkait tugas formatif tambahan. Mahasiswa diminta mencari berita online dari media mainstream, seperti Detik.com, Kompas.com, Sindonews, atau Republika, yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kehidupan masyarakat. Berita tersebut nantinya akan dikaji kembali dalam bentuk komentar atau artikel di blog. Tugas ini ditujukan untuk melengkapi jumlah catatan harian perkuliahan, yang ditetapkan minimal dua belas dan maksimal enam belas catatan.
Secara keseluruhan, pertemuan pertama ini memberikan gambaran awal mengenai arah dan tujuan mata kuliah Pendidikan Pancasila. Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami Pancasila sebagai dasar negara, melainkan juga mampu menanamkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari, mengasah kreativitas, serta berkontribusi bagi kesejahteraan sosial melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki. Kehadiran minimal adalah 75%, yang berarti mahasiswa harus hadir setidaknya 12 kali dari total 16 sesi. Toleransi ketidakhadiran (bolos, sakit, atau izin) adalah 3-4 kali.
Di akhir perkuliahan, dosen menyampaikan bahwa kedewasaan bukan hanya soal umur yang bertambah. Seseorang bisa disebut dewasa kalau mampu berpikir dan bertindak secara kreatif. Kreativitas inilah yang nantinya akan membantu mahasiswa menghadapi berbagai persoalan nyata di masa depan, mulai dari tantangan belajar, pekerjaan, sampai kehidupan sehari-hari.
Alifa Rizkiana Elfasya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI