Mohon tunggu...
Alif MuhammadAnaksa
Alif MuhammadAnaksa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Perbankan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Islam Ekstremisme terhadap Pancasila

13 Oktober 2021   21:07 Diperbarui: 13 Oktober 2021   21:13 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DAMPAK ISLAM EKSTREMISME TERHADAP PANCASILA

Pancasila sebagai ideologi negara, dan juga pedoman hidup bangsa tentunya mengandung nilai-nilai keagamaan, persatuan, toleransi, dan kebebasan berkeyakinan. Lalu, dengan kemajuan akal manusia dan juga teknologi tentunya mempengaruhi tata cara beragama di Indonesia khususnya Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini. Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Pancasila mampu bertahan terhadap serangan-serangan pemikiran baru yang muncul khuusnya yang mengangkat topik agama sebagai nilai jualnya? Apakah Pancasila dapat bertahan terhadap masyarakat Indonesia yang seharusnya menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidupnya tapi malah mabuk agama sehingga buta dan menganggap orang lain sesat bahkan halal darahnya hanya karena tidak sealiran atau tidak sependapat dengan dirinya? Ini tentunya menjadi topik yang sangat hangat dan perlu didiskusikan karena tentunya materi ini sangat sensitif karena membahas tentang kedaulatan bangsa karena tentunya jika masalah-masalah seperti ini jika terus berkembang akan menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat.

Salah satu nilai atau makna Pancasila di sila yang pertama berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" dimana maknanya yang sangat luas salah satunya bahwa setiap agama di Indonesia memiliki hak yang sama dalam melaksanakan peribadatannya, dijamin keamanannya dalam melaksanakan ibadah, saling menerima dan saling menghargai antar umat beragama, dan saling toleransi dalam hal berpendapat tentang masalah sosial.

Agama islam sebagai agama mayoritas di Indonesia juga bahkan memiliki 4 mazhab besar dimana memiliki perbedaan dalam penegakkan hukum-hukum syariatnya. Bahkan di Indonesia sendiri terdapat 2 komunitas besar yaitu, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, yang tentunya memiliki perbedaan dalam penerapan syariat islam. Bahkan masih banyak lagi aliran atau komunitas islam di Indonesia yang tumbuh di lingkungan masyarakat terkhususnya daerah-daerah terpencil karena hadirnya juga hukum-hukum adat yang telah tumbuh dari nenek moyangnya yang tidak dapat dihilangkan oleh masyarakat suku tersebut. Sehingga dari perbedaan kondisi masyarakat, memunculkan budaya-budaya yang beragam dan tentunya itulah yang menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dikarenakan Pancasila mencerminkan langsung wujud dan keadaan masyarakat Indonesia, Dan itu jugalah yang menjadi ancaman bagi ketahanan ideologi Pancasila karena jika muncul radikalisme atau bahkan ekstremisme dalam pelaksanaan aliran atau kepercayaan agama mereka, tentunya akan terjadi perpecahan ditengah masyarakat, kecemasan dalam melaksanakan syariat agama, generasi muda yang semakin menjauhi agama dikarenakan agama yang tampak didepan publik penuh dengan kekerasan, kuno, intoleran dan lain-lain.

Oleh karena itu aliran yang ektremisme harus di tindak tegas oleh pemerintah karena aliran seperti ini dapat menumbuhkan kebencian ditengah masyarakat dan mengancam kedaulatan bangsa. Salah satunya adalah ingin mengubah system pemerintahan Indonesia menjadi pemerintahan khilafah atau berdasarkan syariat islam. Itulah mengapa presiden pertama Indonesia yang dikenal sebagai bapak proklamator Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa "Kalau jadi hindu jangan jadi orang India, kalau jadi orang islam jangan  jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi orang yahudi, tetaplah jadi orang nusantara dengan adat budaya nusantara yang kaya raya ini". Dari pernyataan ini dapat kita mengambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia boleh menegakkan agama kepercayaan masing-masing tetapi kita juga tidak boleh melupakan ciri khas budaya dan adat Indonesia dalam pengamalannya karena itulah yang menjadi ciri masyarakat Indonesia sehingga orang yang bijak adalah orang yang mampu menjalankan syariat agamanya bersamaan dengan tidak melupakan budaya dan adat dari suku dan bangsanya yang tidak mengandung  mudharat karena itulah wujud dari bangsa Indonesia yang sesunggunya dari sabang sampai Merauke 17 ribu lebih pulau, 1.340 suku, 652 bahasa, dan 6 agama adalah wujud bangsa Indonesia yang harus diterima oleh masyarakat. Karena perbedaan ini kita harus bersikap toleransi terhadap permasalahan dan isu sosial karena kita ditakdirkan berbeda tetapi tidak berarti kita tidak dapat bersatu. Sehingga jika muncul aliran agama islam yang ekstremisme, mengkafirkan orang lain, membidahkan banyak hal, dan membenci budaya leluhur, bahkan menolak Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah suatu kesalahan besar karena para perumus, pejuang dan pendiri Pancasila adalah para tokoh-tokoh agama islam juga yang sudah jelas bermanfaat bagi banyak orang. Bahkan salah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa "Rasulullah SAW bersabda bahwa "sebaik-baik manusia diantaramu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain". Banyak lagi dalil-dalil yang menjelaskan bahwa agama tidak dapat dipaksakan seperti dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 256 yang artinya "Tidak ada paksaan untuk memasuki agama islam; sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan kepada Allah, maka sesungguhnya ia  telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus..., dari ayat tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa agama islam tidak memaksa orang lain untuk masuk kedalamnya oleh karena itu kitab oleh menyebarkan islam kepada orang lain tetapi kita tidak boleh memaksa orang lain untuk setuju atau patuh kepada keyakinan kita bahkan menggunakan kekerasan seperti tindak terorisme dan lain-lain dalam menyebarkan islam di Indonesia, kita harus melihat bagaimana para walisongo dalam menyebarkan islam dengan damai, mencampur budaya masyarakat nusantara dengan syariat islam agar masyarakat nusantara di zaman dulu lebih memahami islam karena dakwahnya menggunakan adat atau budaya yang dipahami oleh masyarakat nusantara dikala itu.

Dari beberapa poin pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa generasi muda islam harus memahami betul agama islam dan tidak lupa juga memahami budaya masyarakat Indonesia, menjunjung tinggi ideologi Pancasila, memilika sikap nasionalisme, toleransi dan lain-lain. Karena dengan sikap-sikap tersebut maka akan muncul perdamaian dilingkungan kita, nyaman dan tenang dalam melaksanakan ibadah kita dan tidak terjadi ancaman kepada kedaulatan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun