Dentuman musik dari berbagai penjuru warung bergema. Suara bising kendaraan nampak berlalu lalang. Ratusan warga tua muda duduk di kursi-kursi di tepi jalan. Sang penjual minuman sibuk melayani tamu.
Itulah hiruk pikuk yang terjadi di kawasan simpang lima, kabupaten Sintang, yang tak pernah sepi dengan beragam aktifitas masyarakatnya.
Ya tugu ini memang dikenal sangat ramai ketimbang tempat-tempat nongkrong lainnya di daerah Hulu Kalimantan Barat ini. Kendati tidak semenarik namanya, masyarakat banyak menghabiskan malamnya di sekitar kawasan tersebut.
Rutinitas tersebut hampir terjadi di setiap malam, nongkorong sembari menikmati berbagai macam minuman. Duduk berjam-jam sambil ngobrol ngalor ngidul.
Ini membuktikan bahwa masyarakat Sintang sangat konsumtif, namun tidak banyak mempunyai uang. Apa pasal? Sebab di tempat tongkrongan inilah minuman dengan berbagai rasa dijual murah.
Namun sayang penataan lokasinya tidak menarik, atau memang tidak ditata melainkan terjadi begitu saja. Ya mboh, aku sendiri baru datang di kota ini.
kendaraan terparkir di depan warung, semrawut. Dan kursi ditata menghadap jalan, berjarak sekitar 1 meter saja. Sambil menikmati minuman sang pembeli bisa menyaksikan kendaraan yang berlalu lalang.
Ada yang tak pakai helm, ada yang menerobos lampu merah, semua berjalan seperti biasa, tanpa rasa bersalah. Ya inilah satu kesalahan yang dimaklumi. Karena memang tidak ada tindakan dari pihak berwenang.
Aku membayangkan, bagaimana perkembangan kota Sintang beberapa tahun kemudian. Bagaimana jika mereka masih senang melakukan pelanggaran seperti ini.??