Mohon tunggu...
Alia Luthfiani Nabila
Alia Luthfiani Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - New Begginer

Just Share what i know. . .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Takut akan Disuruh Putar Balik, Seorang Warga Lebih Memilih Tidak Mudik

26 Mei 2021   16:00 Diperbarui: 26 Mei 2021   15:58 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari raya lebaran tidak luput dengan ritual mudik ke kampung halaman. Masyarakat yang mempunyai kampung halaman pasti sudah merencanakan untuk pergi mudik sebelum lebaran tiba. Namun, sudah 2 tahun ini sejak virus Corona menyebar di Indonesia tahun 2020, ritual tersebut menjadi tidak ada dengan tujuan untuk meminimalisirkan penyebaran virus tersebut.

            “ Rencana mudik mah ada. Tapi kan dari pemerintah melarang untuk mudik. Yaa, mau bagaimana lagi. Kalau dibilang sedih sih, ya pasti sedih” kata Nur Hasanah, salah satu warga Kalibata, Jumat (21/05/21)

            Pemerintah memang melarang untuk masyarakatnya pergi mudik selama virus Corona ini masih menyebar. Namun,tahun ini pemerintah memang melakukan penjagaan yang lebih ketat disetiap ruas jalannya dibanding tahun sebelumnya untuk membatalkan masyarakat yang ingin tetap pergi mudik. Bahkan penjagaan ini sampai ke jalan-jalan pintas yang biasa dilalui oleh pemudik.

Sejak berlakunya era New Normal, sector berhubungan kembali dibuka namun tetap memperhatikan Protokol kesehatan. Itulah sebabnya beberapa masyarakat sudah ada yang pergi mudik sejak awal bulan puasa. Di karenakan, masyarakat khawatir akan larangan mudik yang pada akhirnya benar diterapkan kembali oleh pemerintah.

Namun, bagi Nur Hasanah, dia lebih baik cari aman untuk tidak berangkat mudik. Meskipun, dia sudah lama tidak bertemu keluarganya yang berada di kampung halamannya. Karena, ia melihat masih banyak yang nekat untuk mudik namun pada akhirnya kena penjagaan petugas yang berujung putar balik. Baginya, itu hanya memakan waktu yang sia-sia.

            “sejujurnya saya juga gak habis pikir orang-orang yang nekat pergi mudik. Macam-macam caranya, ada yang numpang di truk hewan, disuruh putar balik ujung-ujungnya mereka memilih jalan kaki. Itu kan bahaya juga untuk keselamatan. Belum lagi, kita gak tau ada tidaknya virus di diri kita” imbuhnya lagi.

            Hasanah juga tidak terlalu menyesalkan jika tahun ini ia tidak pergi mudik lagi. Di Jakarta dia juga masih ada beberapa saudara yang bisa ia kunjungi saat lebaran nanti. Lalu, dia juga berkata kalau ada beberapa tempat wisata yang dibuka saat lebaran nanti untuk mengobati rasa sedihnya yang gagal untuk mudik. Namun, tempat wisata yang dibuka saat lebaran juga harus memperhatikan protocol kesehatan yang sudah ditentukan pemerintah.

            Disamping beberapa masyarakat sudah mendapatkan vaksin ataupun membawa bukti test PCR dan antigen, ini tidak semerta-merta mereka diperbolehkan untuk mudik. Karena, bagi mereka yang membawa hasil test PCR dan antigen ataupun sudah melakukan vaksin bukan lah alasan masyarakat untuk tidak takut akan virus Corona ini. Karena, dari beberapa masyarakat yang nekat mudik mereka mengklaim kalau mereka sudah divaksin dan aman untuk pergi mudik.

            Nur Hasanah juga berharap agar kondisi ini cepat kembali seperti semula sehingga tidak ada batasan untuk melakukan aktivitas khususnya seperti hari raya lebaran ini. Dan ia berharap pemerintah juga segera menemukan solusi yang lebih baik untuk memberantas virus ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun