Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialektika di Tengah Hianat: Mengapa Bangsa Mudah Dikhianati Pemimpinnya

1 Oktober 2025   18:35 Diperbarui: 1 Oktober 2025   18:35 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dialektika di Tengah Hianat: Membongkar Krisis Moral dan Politik

Pendahuluan

Dalam sejarah bangsa, pengkhianatan selalu menjadi hantu yang membayangi idealisme awal mula gerakan perang jugak dalam sejarah, bahkan keruntuhan suatu kerajaan diawali, disebabkan oleh penghianatan dan penghianatan itu sendiri sangat berbahaya bagi kita siapapun apalagi dalam konteks negara. Ia bukan sekadar tindakan personal, melainkan pengkhianatan terhadap sistem, janji kebangsaan, dan kepercayaan publik. Sejarah politik dunia mencatat, Niccol Machiavelli dalam The Prince (1532/1998) sudah mengingatkan bahwa kekuasaan sering dijalankan bukan berdasarkan moralitas, melainkan kepentingan pragmatis. Sementara itu, Hegel (1807/1977) menekankan bahwa kebenaran hanya dapat lahir melalui dialektika, yakni konfrontasi antara tesis dan antitesis.

Dengan kata lain, ketika pengkhianatan dilembagakan dalam sistem politik, maka dialektika menjadi senjata rasional untuk menguji, mengkritisi, dan mencari jalan keluar. Pertanyaannya: bagaimana dialektika dapat tetap bekerja di tengah normalisasi hianat dalam praktik berbangsa dan bernegara?

1. Mengurai Makna Dialektika dan Hianat

Secara konseptual, dialektika dipahami sebagai proses menemukan kebenaran melalui pertentangan gagasan (Habermas, 1984). Dialektika bukan sekadar debat, melainkan upaya kritis yang berbasis bukti, logika, dan komunikasi rasional.

Sementara itu, hianat dalam politik dapat dimaknai sebagai penyimpangan aktor dari norma atau kesepakatan bersama (O'Donnell & Schmitter, 1986). Pengkhianatan ini bisa berupa manipulasi kebijakan, penyalahgunaan kewenangan, hingga praktik korupsi yang merampas hak publik.

2. Anatomi Pengkhianatan dalam Sistem Politik

Robert Klitgaard (1991) menjelaskan rumus sederhana yang menjadi akar korupsi sekaligus pengkhianatan:

> C = M + D -- A

(Corruption = Monopoly + Discretion Accountability)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun