Mohon tunggu...
Ali Khasan Al Farishi
Ali Khasan Al Farishi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Sopan Santun pada Anak Maupun Remaja

3 Desember 2020   06:07 Diperbarui: 3 Desember 2020   06:27 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), sopan berarti hormat dan takzim menurut adat yang baik. Sedangkan santun adalah halus dan baik(budi bahasa, tingkah lakunya). Jika digabungkan, maka sopan santun memiliki arti tindakan atau tingkah laku yang sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku di daerah setempat.

Tindakan yang menunjukkan sopan santun wajib ditunjukkan kepada orang yang lebih tua. Dalam islam, sopan santun sudah diatur dalam Al-Qur'an yang artinya, "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' "(Q.S. Al-Isro'[17]:23). Kata "keduanya" merujuk kepada kedua orang tua. Orang tua dalam hal ini tidak hanya orang tua yang melahirkan kita saja, tetapi semua orang yang memiliki umur yang lebih tua dari kita.

Namun sayangnya dizaman sekarang, anak-anak tidak lagi menghiraukan tentang sopan santun. Seakan-akan mereka hidup seenaknya saja dan seperti tidak pernah belajar kesopanan. Sering saya jumpai seorang anak berkata kasar kepada orang tua, menyuruh-nyuruh orang tua, dan tidak pernah mau disuruh orang tua dengan kata penolakan yang tidak semestinya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak tidak memiliki sopan santun seperti halnya contoh diatas. Pertama, tayangan televisi yang kurang mendidik. Kedua, ketidak tegasan orang tua terhadap anak. Ketiga, orang tua seharusnya menjadi contoh dulu, kemudian bisa ditiru oleh anak-anaknya. Keempat, pengaruh negative gadget. Dan yang kelima, pengaruh teman pergaulan.

Hal tersebut dapat dicegah dan diatasi melalui cara berikut. Pertama, membiasakan anak sejak kecil untuk berbicara halus kepada orang yang lebih tua. Jika seorang manusia di analogikan dengan tumbuhan. Saat sebuah tumbuhan masih kecil, maka untuk melurusnannya itu mudah. Tetapi jika sudah besar, pohon tersebut tidak mungkin untuk bisa diubah. Sama halnya dengan mendidik anak. Kedua, memberi anak tontonan televisi yang memberi edukasi tentang kesopanan. Dan yang ketiga, menyekolahkan anak di lingkungan madrasah atau pesantren. Karena dengan di madrasah banyak pelajara agama yang di ajarkan kepada anak-anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun