Peran generasi muda merupakan kunci utama atau pemeran utama dalam pembangunan Indonesia di masa yang akan datang kelak. Nasib bangsa ini akan ditentukan oleh para pemuda yang harus dipersiapkan sebagai calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Gaya hidup generasi muda merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan nasib negara ini pada kehidupan yang akan datang. Dapat dilihat pada saat ini, kebanyakan generasi muda mempunyai sosialisasi atau kebiasaan yang kurang baik atau yang lebih dikenal dengan introvert. Hal tersebut dapat terlihat saat Indonesia dilanda pandemi yang mengakibatkan sistem pembelajaran dialihkan menjadi daring atau dalam jaringan. Dengan dialihkannya sistem pembelajaran tersebut mengakibatkan para anak muda menghabiskan waktunya dengan bermain gadget. Banyak juga dari mereka yang mulai mengikuti gaya hidup dari negara lain yang bertolak belakang dengan perspektif Pancasila.
Penggunaan media dalam jaringan dalam pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu perkembangan teknologi yang sangat baik apabila digunakan secara tepat. Pesatnya perkembangan ilmu teknologi pada saat ini tidak dapat dihindarkan. Perkembangan tersebut dapat berakibat positif maupun negatif. Kekhawatiran akan dampak negatif dari hal tersebut perlu diwaspadai, khususnya pada para generasi muda yang merupakan calon pemimpin bangsa ini pada masa yang akan datang. Para generasi muda atau yang lebih dikenal dengan genarasi millennial pada saat ini umumnya mempunyai usia kisaran 18-36 tahun. Usia tersebut merupakan usia yang produktif. Dikatakan produktif dikarenakan pada usia tersebut pada umumnya memiiki stamina, fisik,, serta tingkat kecerdasan dan kreativitas yang baik. Usia produktif juga merupakan saat-saat yang sangat  menentukan dalam membantu arah pergerakan negara dikarenakan pada saat itu para generasi muda mempunyai semangat yang tinggi, rasa ingin tahu yang tinggi, dan keinginan belajar yang sangat baik. pendapat tersebut dikutip dari teori William Straus dan Neil Howe. Akan tetapi, semua hal tersebut dapat menjadi kendala dikarenakan para generasi muda saat ini cenderung menyukai hal-hal instan dan ketertarikan tinggi terhadap budaya luar. Para generasi muda juga cenderung mengikuti gaya hidup, makan dan lainnya dari budaya luar. Hal inilah yang menjadi salah satu hambatan dalam penerapan Pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa yang dimana Pancasila seharusnya menjadi sumber cita-cita moral bangsa Indonesia, ideologi, jati diri, dan menjadi bentuk budaya Indonesia.
Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, para generasi muda saat ini yang mempunyai sifat individualis yang sangat bertolak belakang dengan perspektif Pancasila serta menghilangkan ciri khas bangsa Indonesia yang suka bergotong royong dan bermusyawarah. Jika dibiarkan saja, ciri khas bangsa tersebut lama kelamaan akan menghilang dan hanya akan menjadi sebuah cerita di masa yang akan datang. Hal tersebut perlu dihindarkan karena Pancasila menjadi pemersatu dalam beragam budaya yang terbentuk dari beragama ras, suku, dan agama. Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa, seharusnya dijadikan pedoman bagi para generasi muda dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan moral Pancasila dan tetap mengikuti perkembangan zaman akan tetapi tidak melupakan ataupun menggantikan budaya atau ciri khas Indonesia dengan budaya luar.
Dalam mengatasi hal-hal tersebut diperlukan suatu upaya yang perlu dilakukan untuk menghidarkan kemungkinan negatif yang dapat terjadi pada para generas muda. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaannya tentunya akan banyak tantangan yang akan dihadapi. Tantangan tersebut dikarenakan penerapan Pancasila bagi para genarasi muda saat ini ialah sambil mengikuti perkembangan teknologi digital. Perkembangan teknologi tersebut dapat mempermudah penyampaian informasi dalam penerapan moral Pancasila bagi para generasi muda. Penyampaian nilai moral Pancasila pada generasi muda melalui media informasi digital merupakan salah satu upaya yang bagus dalam pelaksanaannya, dikarenakan para generasi muda saat ini  kebanyakan mendapatkan informasi melalui media sosial tersebut. Penanaman nilai-nilai Pancasila tersebut dapat disajikan dalam bentuk video praktek ataupun dengan mengadakan sebuah perlombaan tentang nilai dan moral Pancasila pada generasi muda. Pada lomba tersebut para genarasi muda yang ikut  perlombaan akan memposting hasial karyanya pada media sosial. Hasil perlombaan tersebut tidak hanya disajikan bagi para peserta ataupun panitia, hasil perlombaan tersebut dapat dilihat oleh semua pengguna media sosial, sehingga penanaman moral nilai Pancasila tersebut dapat ditanamkan pada siapa saja.
