Mohon tunggu...
Alfredsius Ngese Doja Huller
Alfredsius Ngese Doja Huller Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Berbagi sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Memperoleh Akses Kesehatan bukan Soal Jarak-Bagi Kami Sakit Menjadi Tekanan Batin

7 Februari 2022   22:14 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:22 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di komunitas kami jika ada salah satu kon frater(seorang calon imam katolik) yang sakit biasanya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat oleh seksi kesehatan. 

Namun yang menjadi persoalannya adalah para frater jarang yang mau ke rumah sakit walaupun sakitnya ya bukan sakit yang kecil-kecil seperti flu atau demam. Jangankan ke rumah sakit obat yang diberi dokter saja jarang diminumnya. 

Satu kali saya punya pengalaman sakit demam karena ketika main bola lalu kehujanan. 

Kira-kira sudah tiga hari dan saya sudah merasa tidak mampu lagi akhirnya saya dengan terpaksa memutuskan niat untuk meminta obat ke seksi kesehatan kebetulan kon frater yang menjadi seksi kesehatan (Fr Leody) kamarnya persis di depan kamar saya. 

Ketika saya minta obat Fr Leody menganjurkan agar saya tidak minum obat, katanya kalau kita sakit lalu terbiasa minum obat nanti malah kita ketergantungan. 

Saya tidak tahu opininya ini benar atau tidak saya sebagai adik kelas ya ngikut saja apa yang dikatakannya. Akhirnya saya pun sembuh tanpa minum obat walaupun harus bergulat dan merasa sakit badan yang tidak mengenakan.

Lalu saya merefleksikan bahwa mengapa para frater yang lain juga kerap kali enggan untuk pergi ke dokter walaupun akses kesehatan mudah saja kalo mau. 

Menurut hemat saya pertama-tama bukan soal mau atau tidak tetapi ini soal kebiasaan yang tidak mau merepotkan orang lain dalam urusan pribadi. Kalo seorang frater sakit maka akan ada banyak orang yang disibukkan atau yang direpotkan. 

Yang paling utama adalah seksi kesehatan walaupun ini adalah tugas dan bentuk pelayanannya kepada sesama sebagai mana nilai-nilai yang ditanam dalam formatio namun kami juga sadar bahwa mereka juga mahasiswa sama seperti kami semua yang pasti ada kesibukan masing-masing dan tugas-tugas dari kampus yang tidak sedikit, apalagi kalo fraternya sampai di opname. 

Kemudian selain seksi kesehatan ibu dapur harus kerepotan dalam menyiapkan makanan karena dari sekian banyak frater, yang sakit akan dikhususkan makanannya. 

Lalu anggota seksi kesehatan harus mengambil dari dapur dan menghantar ke kamar sampai si sakit sembuh. Selain seksi kesehatan dan anggotanya orang yang akan repot adalah seksi kelas angkatan. Karena harus menghubungi Romo (imam Katolik) perfek studi perihal pembuatan surat ijin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun