Bagi Paus Leo, ekologi tak bisa dipisahkan dari kemanusiaan. Dalam Konferensi Internasional tentang Pengungsi dan Migran di Roma, Oktober 2025, ia menegaskan:
"Jeritan bumi dan jeritan pengungsi adalah satu. Mereka yang kehilangan tanah karena iklim ekstrem adalah saudara kita yang tak bersuara."Â
Ia memperingatkan bahaya baru: "globalisasi ketidakberdayaan", sikap pasif yang membuat kita percaya "tak ada yang bisa dilakukan". Lawannya, katanya, adalah budaya rekonsiliasi: bertemu, mendengar, menyembuhkan luka, dan berjalan bersama.
Puncaknya terjadi pada 4 Oktober 2025. Di hari raya Santo Fransiskus Asisi, Paus Leo XIV berdoa di makam sang santo, lalu kembali ke Vatikan untuk memimpin "Celebration of Hope" bersama ilmuwan, pemuda, dan pemimpin agama. Di sana, ia berkata:
"Fransiskus menyanyikan kidung. Fransiskus menulis ensiklik. Kini, tugas kita adalah mewujudkannya, dengan tangan yang menanam, kaki yang berjalan bersama yang terbuang, dan hati yang tak pernah berhenti berharap."Â
Delapan abad telah berlalu, tapi Kidung Matahari belum berhenti. Ia kini menyanyi dalam langkah para petani yang memperjuangkan tanah, dalam suara pemuda yang menuntut perubahan, dalam doa ibu-ibu di pesisir yang khawatir laut akan menelan rumah mereka.
Dan kini, di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV (yang memilih nama Leo untuk menghormati perdamaian Leo Agung dan keadilan sosial Leo XIII) kidung itu menjadi seruan yang tak bisa ditunda: Rumah Kita Bersama bukan warisan dari nenek moyang, melainkan pinjaman dari generasi mendatang.
Maka, mari kita nyanyikan kembali Kidung Matahari, bukan hanya dengan bibir, tapi dengan tangan yang menanam pohon, kaki yang berjalan ringan di bumi, dan hati yang terbuka untuk merangkul air, tanah, burung, dan sesama manusia sebagai saudara.
Sebab dalam kidung itu tersimpan rahasia terdalam iman kita: Mencintai ciptaan adalah cara paling otentik untuk mencintai Sang Pencipta.
Dan dari Fransiskus ke Fransiskus, kini diteruskan oleh Leo XIV, panggilan itu jelas:
Selamatkan Rumah Kita Bersama. Dengan kasih. Dengan keadilan. Dengan harapan yang tak pernah padam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI