Diskusi Buku Tua di Ujung Rak
Di sudut rak paling bawah perpustakaan kelas, sekelompok buku pelajaran tua sedang rapat darurat. Ada Matematika Edisi Terbit Ulang, Bahasa Indonesia Siswa Cemerlang, dan Pendidikan Pancasila yang Hampir Robek. Mereka semua terlihat gelisah, muram, dan... agak berdebu.
"Jadi... tahun ini kita diwariskan ke adik kelas, ya?"Â tanya Buku IPA sambil mengibaskan debu dari punggungnya.
"Yoi, akhirnya bisa kerja lagi!" seru Buku Sejarah yang dari tahun ke tahun hanya dipakai sebagai ganjalan kipas angin.
Namun, kegembiraan mereka buyar saat si Buku Agama datang terbirit-birit membawa kabar mengejutkan, "BREAKING NEWS! Wali kelas mengumumkan: semua siswa baru wajib beli buku baru!"
Semua buku terdiam. Buku Matematika langsung kehilangan kemampuan menghitung. Buku Bahasa jadi gagap. Buku Seni Budaya pun hanya mampu menggambar ekspresi sedih di halaman belakang.
"Tidak bisa jadi begini!"Â teriak Buku Ekonomi. "Katanya zaman efisiensi! Kami ini generasi lama yang masih kuat, walau sedikit bolong di tengah!"
"Betul!" sambung Buku Fisika sambil menunjuk sobekan di halaman Hukum Newton. "Kami ini saksi sejarah! Ada catatan pensil, coretan spidol, bahkan bekas mie goreng! Bukti perjuangan generasi sebelumnya!"
Buku PKN mencoba menenangkan, "Teman-teman, mungkin ini keputusan berat. Tapi ingat, kita punya hak untuk bersuara. Kita bisa... mogok dibaca!"
Buku Matematika menyahut, "Itu sudah terjadi sejak dua tahun lalu."