Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Siapkan Mainan yang Dibutuhkan Anak

29 Juli 2021   14:24 Diperbarui: 29 Juli 2021   21:38 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokrpi: anak sendiri, 30/5/2019

Sejak anak masih dalam kandungan, secara pribadi sudah jauh dari kedekatan dengan saya. Hal ini disebabkan karena pekerjaan. Baru umur 2 minggu, saya diutus dari pimpinan untuk mengikuti suatu kursus selama 3 bulan di Sri Lanka. Pulang dari salah satu negara pengeksport bawah putih di Indonesia ini, umur kandungan sudah 4 bulanan. Selama di luar negeri, selalu mendapat informasi dari sang isteri seputar keadaan kandungannya.

Pada waktu umur 7 bulan, sekali lagi, dari kantor mengutus untuk mengikuti kursus lanjutan selama hampir 3 minggu di Bangkok. Dan sangat beruntung selama umur kandungan 8-9 bulan saya tidak kemana-mana. Syukur bahwa selama anak saya dalam kandungan, keadaan tetap stabil dan aman. Karena kami selalu mengontrol perkembangan anak ke dokter anak yang sejak awal sudah menjadi kepercayaan kami.

Selama perjalanan saya kemana tempat saya bertugas, saya selalu singgah di tokoh-tokoh buku untuk membeli buku anak-anak dan mainan-mainan khusus untuk anak saya. Semua buku dan mainan itu, saya simpan. 

Pernah dikomentari isteri, untuk apa kamu membeli buku anak begitu mahal sementara mempersiapkan dia (anak) untuk mengenal huruf, angka dan membaca saja masih jauh. Kapan kamu mempunyai waktu untuk kegiatan-kegiatan semacam itu untuk anak?"  Saya hanya diam saja. Dalam hati, saya siapkan saja, kelak anak sudah mengerti akan memanfaatkan semuanya.

Menariknya ialah ketika anak saya sudah berumur satu tahun, saya mencoba mengeluarkan buku anak-anak dan mainan-mainan yang pernah saya siapkan. Justru anak lebih memilih buku. Karena isi buku banyak gambar dan warna-warnanya pun menarik. Dan sampai sekarang lebih banyak bermain dengan buku-buku bergambar dengan ragam jenis gambar dinosaurus. Bahkan terkadang bisa menggambar jenis dinosaurus dalam buku-buku tadi. Sekedar meniru gambar. Mainan dengan buku-buku ini, hingga sekarang saya tetap sediakan walaupun anak sudah berumur 7 tahun.

Mainan berupa mobil-mobilan dan jenis pulze yang kreatif, tetap saya siapkan juga. Bahkan mainan jenis itu disusunnya sendiri tanpa diajar. Karena anak sendiri melihat dari gambar dan meniru menyusun atau merangkainya sendiri. Mainan jenis ini, sering kali membosankannya. Karena ketika anak sudah menemukan jawaban sesuai dengan gambar yang disiapkan, anak tak mau lagi bermain dengan mainan itu. 

Saya pun menyediakan jenis mainan mobil-mobilan. Saya perhatikan, jenis mainan inilah yang paling membosankannya. Bahkan mainan ini cepat rusak karena anak cenderung membongkar pasang yang terkadang tidak sesuai dengan yang diatur. Bahkan didalam pikirannya sendiri, anak tidak mau mengikuti gerak-gerak mobil-mobilan yang mesti sesuai dengan petunjuk. Dan kalau sudah seperti itu, mainan tersebut akan ditinggalkannya. Ketika ditanya, kenapa? Spontan dijawab, mobil-mobilan ini tidak kreatif seperti yang diamaunya.

Selama menyiapkan mainan untuk anak, secara pribadi tidak pernah mengajarkan untuk membuat atau menyusun untuk suatu bentuk tertentu. Saya justru menyiapkan, tetapi lebih dari itu, saya mengajak anak saya untuk memperhatikan gambar-gambar yang terterap pada mainan sebelum menyusunnya.

Begitu juga buku-buku yang saya siapkan. Saya membeli buku anak-anak, saya siapkan di meja pendek di ruang tengah, kemudian anak sendiri merasa tertarik, mengambil sendiri dan membukanya sendiri sesuai kemauan dan keinginannya. Bahkan buku-buku itu hingga sekarang masih dibukanya, sekarang anak sudah bisa membaca dan mengetahui gambar dan halaman demi halaman jenis hewan dinosaurus tersebut. 

Ada saat-saat dimana mainan semuanya yang disiapkan orangtua ditinggalkannya. Anak cenderung meramu sendiri barang-barang orangtua yang ada, termasuk barang-barang bekas., untuk suatu idenya. Anak saya pernah merakit sendiri sebuah laptop dari barang-barang bekas. Mengambil key yang sudah rusak, mengambil cermin, kemudian merangkan, dan mulailah ia mengetik-ngetik, seolah berada di depan laptop. Mungkin idenya ini berangkat dari perhatiannya terhadap pekerjaan orangtua. 

Pengalaman inilah kemudian, saya secara pribadi tidak menyediakan mainan-mainan lain yang dibeli di pasar atau tokoh. Saya justru mengajak anak untuk memanfaatkan pola permainan dengan hal-hal yang ada disekitar rumah kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun