Menurut Baker: 2004, asesmen terdiri dari berbagai aktivitas yang lebih komprehensif, yang mencakup berbagai strategi untuk mengumpulkan informasi tentang siswa yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan individu dan institusional.
Dalam praktiknya, aktivitas asesmen sebagai berikut:
Penggalian data dengan metode dan alat tertentu untuk mengungkapkan gejala yang tampak di permukaan, dengan kata lain pengukuran
Penganalisisan dan penafsiran data untuk menjawab pertanyaan mengapa gejala tersebut muncul, berikut sumber paling mendasarnya, aktor yang terdapat di dalamnya, dan kaitan antar gejala yang telah terjadi seta pemetaannya.
Penyimpanan data dan perahasiaan data.
Pemakaian data sebagai dasar melakukan intervensi bimbingan dan konseling untuk pemenuhan fungsi kuratif, developmental, preventif, pemeliharaan bimbingan dan konseling.
Usai melaksanakan asesmen di atas, di harapkan mampu untuk memenuhi tujuan yang di antaranya:
Memperoleh gambaran relatif utuh mengenai peserta didik sehingga gejala positif dan negatif bisa dirumuskan dan penemuan akar permasalahan.
Merumuskan program yang tepat sasaran sesuai data yang diperoleh dari peserta didik. Dengan begitu, rumusan program dapat tersalur sesuai kebutuhan pelajar masing-masing.
Menganalisis feedback yang diperoleh konseli sebagai tolak ukur efektifitas asesmen yang telah dilaksanakan.