Bermula dari putus cinta pada Maret 2017. Saya pun menangis setiap hari, hingga akhirnya mendapat ejekan dari nenek. Hal ini juga sudah pernah saya bagi di sini dengan judul Benar Kata Wali Band, Nenekku Pahlawanku.
Kemudian saya memutuskan move on, dan membuka hati pada yang baru. Terlebih yang dekat dengan saya waktu itu ada lima pria dari berbagai profesi, hingga akhirnya terpilihlah satu di antara mereka yang saya terima menjadi pacar, pada April 2017.
Saat itu mereka berlima yang sempat dekat dengan saya, ketika ungkapkan cinta, tapi saya tolak, lantas mereka pun pergi. Baik itu ditolak satu kali, atau dua kali.
Sedangkan satu pria ini, meski saya tolak cintanya berulang sampai lima kali, masih tetap mengejar saya terus menerus. Karena saya lelah dikejar ia terus, jadi saya putuskan menerima cintanya saja walau saya tidak ada perasaan apa pun padanya.
Selanjutnya saya beri ia dua tugas utama; pertama, ia harus bisa buat saya lupa pada mantan kekasih (posisi belum move on). Kedua, buat saya bisa jatuh hati padanya. Dan ia pun setuju dengan syarat saya tersebut, hingga akhirnya kita resmi jadian.
Seiring berjalannya waktu, terbukti beberapa bulan jadian dengannya, ia pun sukses atau berhasil bisa membuat saya bisa jatuh hati padanya.
Namun di tengah jalan sekitar bulan ketiga jadian, kita baru mengetahui dan menyadari bahwa di antara kita berdua ada perbedaan berarti dari segi keyakinan (Agama). Sempat ingin menyudahinya, tapi ia tidak mau menyudahinya, tapi masih ingin berjuang.
Dia pacar baru saya waktu itu adalah kakak kelas saya di campus S1. Saya semester 4, dan ia semester 8. Kemudian pada tahun yang sama, ia pun lulus S1. Sedangkan saya masih berjuang menyelesaikan study di campus tersebut.
Selama di campus S1, setiap saat ia libur kerja, ia selalu mengantarkan saya ke campus. Bukan mengantarkan saja, tetapi ia pun menunggu saya dari pagi hingga sore di campus tersebut. Dia duduk di gardu halaman campus, kadang juga sampai ketiduran di kelas kosong.