Atensi pemerintah buat tingkatkan SDM pada 2018 itu memanglah sangat berarti serta menekan lekas diwujudkan, paling utama kaitannya dengan kedatangan bonus demografi yang puncaknya diperkirakan pada 2030- an. Dengan kedatangan bonus demografi itu yang diisyarati membesarnya jumlah penduduk umur produktif, spesialnya penduduk umur muda, rasanya mereka butuh dibekali mutu SDM yang mencukupi buat berupaya serta bekerja.
Dikenal, sampai saat ini angka pengangguran penduduk umur muda (youth unemployment) terbilang sangat besar menggapai 17, 8%. Angka pengangguran umur muda di Thailand cuma sebesar 2, 8%, Vietnam 5, 5%, Singapore 6, 7%, Malaysia 10, 3%, serta Filipina 16, 3%( UNDP, 2014). Sebab itu, dengan makin membengkaknya penduduk umur muda akibat kedatangan bonus demografi, itu dikhawatirkan hendak terus menjadi tingkatkan angka pengangguran penduduk umur muda di Tanah Air. Pada gilirannya, meningkatnya penganggur umur muda itu tidak cuma hendak menimbulkan kemampuan ekonomi yang lenyap( potential loss), tetapi pula hendak jadi beban warga.
Hingga, atas dasar itu, kenaikan SDM absolut dibutuhkan, antara lain lewat latihan keahlian kerja semacam pada BBPLK, Bekasi. Secara faktual, kenaikan SDM lewat latihan kerja itu memanglah masih sangat dibutuhkan mengingat sampai saat ini derajat pembelajaran angkatan kerja masih lumayan rendah. Tercatat, lebih dari separuh angkatan kerja di Tanah Air berpendidikan SMP ke dasar. Apalagi, pelatihan keahlian bekerja itu saat ini dikira krusial buat menjembatani kesenjangan akibat perkara tidak nyambung serta tidak cocok( link and match) antara pembelajaran resmi serta pasar kerja.
Dalam konteks ini, penyelenggaraan pelatihan kerja diharapkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, yang terus hadapi pergantian.
Tidak hanya itu, penyelenggaraan pelatihan kerja diharapkan sanggup tingkatkan produktivitas calon pekerja nanti kala mereka bekerja supaya mendapatkan upah ataupun pemasukan yang mencukupi. Perihal ini mengingat kebanyakan pekerja di Tanah Air masih rendah serta terkategori miskin.
Tidak hanya membiasakan dengan kebutuhan pasar kerja, penyelenggaraan pelatihan kerja butuh mengakomodasi mereka yang mau berupaya mandiri ataupun berwirausaha( entrepreneurship). penyelenggaraan latihan kerja butuh didesain bukan cuma berorientasi mencari kerja, melainkan pula memudahkan untuk mereka yang mau berupaya mandiri.
Salah satu aspek yang butuh diperhatikan buat membentuk jiwa kewirausahaan yakni tingkatkan pengetahuan tentang kemampuan unggulan yang bisa dibesarkan jadi usaha di sesuatu wilayah. Di Ontario, Kanada, misalnya, selaku wilayah maju di dunia, identifikasi pengembangan aktivitas usaha dicoba dengan pengkajian secara mendalam terhadap 4 aspek, ialah kemampuan ekonomi, kelestarian area hidup, kesesuaian kepribadian sosial, serta kemampuan pemakaian lahan( Building Strong Commitment, Ontario, 2005).