Mohon tunggu...
Alfino Januardhana
Alfino Januardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar yang sedang mencari ilmu.

“Do. Or do not. There is no try.” – Master Yoda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Pelajar Indonesia

14 Desember 2020   08:48 Diperbarui: 14 Desember 2020   11:33 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Sesederhana apapun kebudayaan di masyarakat, pasti di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya serta membangun bangsa yang ia tempati.

Dalam Rencana Pembangunaan Jangka Panjang (RPJP) Nasional tahun 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dijelaskan bahwa prioritas pembangunan nasional ialah mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika serta berbudaya. Salah satu upaya untuk merealisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter melalui pendidikan.

Hal ini berkaitan erat dengan pembentukan karakter pelajar sehingga mampu bersaing dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), kesuksesan seseorang tidak bisa didasari hanya dengan pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, melainkan dengan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain (soft skill). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter haruslah dijadikan prioritas dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, penulis ingin menegasakan bahwa pendidikan karakter adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh semua orang, khususnya bangsa Indonesia.

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membentuk serta menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik yang di dalamnnya terdapat komponen kesadaran, pengetahuan, kemauan, serta tindakan. Pandangan para ahli mengenai pendidikan karakter berbeda-beda. Berikut ini beberapa pendapat yang bisa dijadikan rujukan:

  • T. Ramli

Pendidikan karakter merupakan bentuk pendidikan yang mengutamakan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.

  • Thomas Lickona

Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

  • John W. Santrock

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang.

  • Elkind

Pendidikan karakter adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi karakter murid. Dalam hal ini terlihat bahwa guru bukan hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga mampu menjadi seorang teladan.

Seperti yang telah diungkapkan di atas, karakter terdiri dari banyak unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Karakter setidaknya terdiri dari tiga hal yang saling berhubungan, yakni: pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral yang disebut dengan sistem karakter.

Lickona dan Amirulloh (2015, hlm.14-18) menjelaskan bahwa sistem karakter terdiri tiga ranah yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, yatiu:

  • Pengetahuan Moral (Moral Knowledge)

Pengetahuan moral adalah kemampuan yang dimiliki tiap individu untuk memahami, mengetahui, membedakan, mempertimbangkan, serta menginterpretasikan berbagai macam moral yang harus diterapkan dan yang harus ditanggalkan.

  • Perasaan Moral (Moral Feeling)

Perasaan moral adalah suatu kemampuan yang menumbuhkan rasa harus selalu melakukan tindakan moral yang sesuai dengan norma dan merasa bersalah jika melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma (berbuat jahat).

  • Tindakan Moral

Tindakan moral merupakan kemampuan seorang individu untuk bergerak dan melakukan tindakan yang sesuai dengan norma serta mencegah perbuatan yang tidak sesuai.

Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah pendidikan karakter di Indonesia sudah baik? Jawabannya belum. Kurangnya pendidikan karakter akan mengakibatkan munculnya krisis moral yang ber-ujung pada sikap negatif dalam bermasyarakat. Seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan Napza, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya. Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter harus diberikan kepada pelajar sejak dini, yaitu;

  • Pendidikan karakter merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya.
  • Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik.
  • Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain.
  • Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk.
  • Sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
  • Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja/ usaha.
  • Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban.

Pendidikan karakter bisa dilakukan dimana saja. Mulai dari lingkungan sekolah, perguruan tinggi, maupun rumah. Dalam lingkungan sekolah, pendidikan karakter bisa diberikan oleh guru kepada murid-muridnya. Namun tidak bisa sembarangan, guru tersebut harus mengikuti program training pendidikan karakter terlebih dahulu sehingga hal yang diajarkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru mengenai psikologi murid, cara mendidik murid dengan memahami mekanisme pikiran murid dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang memiliki masalah dalam berperilaku.

Apa sebenarnya tujuan utama dari pendidikan karakter? Menurut Mulyasa (2012, Halaman 9) tujuan karakter adalah untuk mendorong peserta didik agar mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya untuk mengkaji serta  menginternalisasikan nilai-nilai karakter akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan potensi nurani peserta didik sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Sekain itu, pendidikan karakter juga bertujuan untuk menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa dalam rangka mengembangkan lingkungan pendidikan sebagai lingkungan yang aman, jujr, kreatif, dan juga bersahabat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan penanaman nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Di Indonesia, gerakan Penguat Pendidikan Karakter (PPK) berfokus pada lima nilai karakter utama yang bersumber dari pancasila, yaitu:

  • Nilai Karakter Religius
  • Nilai Karakter Nasionalis
  • Nilai Karakter Integritas
  • Nilai Karakter Mandiri
  • Nilai Karakter Gotong Royong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun