Mohon tunggu...
Alfina Nisauz Zahroh
Alfina Nisauz Zahroh Mohon Tunggu... Guru - Semoga bermanfaat :)

early chidhood islamic education . UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intervensi Orangtua dan Guru dalam Menangani Temper Tantrum pada Anak

6 Desember 2020   23:24 Diperbarui: 8 Desember 2020   18:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temper tantrum merupakan suatu ledakan amarah yang kuat yang dialami oleh anak yang berusia tiga sampai enam tahun, hal ini bisa saja terjadi karena anak ingin mencari perhatian orang tuanya atau anak ingin menunjukkan kekuasaan atau menginginkan sesuatu untuk dimiliki. Biasanya temper tentrum ini diekpresikan anak melalui tangisan yang keras, jeritan, melempar benda-benda yang ada disekitarnya, menendang, memukul, berguling-guling dilantai, memberontak, serta menunjukkan perilaku agresif lainnya. Temper tantrum merupakan kondisi yang normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak.

Pada umumnya, anak yang mengalami temper tantrum disebabkan karena anak merasa kesal atau kecewa dengan suatu keadaan, sedangkan anak tersebut tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Temper tantrum bisa juga disebabkan karena anak mengalami berbagai situasi yang sulit, mengalami emosi yang kuat, stres, lapar, kelelahan, mendapat stimulasi yang berlebihan, berada pada lingkungan yang baru, dan sebagainya.

Temper tantrum bukanlah penyakit, tetapi tantrum merpakan gangguan. Hal terpenting yang harus ada pada diri orang tua dan guru dalam menangani temper tantrum pada anak yakni dengan bersikap tenang, lemah lembut dan tidak mudah terpancing dengan emosi anak. Pencegahan temper tantrum dapat dimulai dengan mengenal kebiasaan anak dan mengatur pola asuh serta pola didik yang baik.

Apabila anak mengalami tantrrum, seharusnya orang tua atau guru memastikan segalanya aman, tidak ada benda-benda tajam disekitarnya. Orang tua dan guru harus bisa bersikap tenang dan berusaha menjaga emosi serta tidak menghiraukan tantrum yang terjadi pada anak. Jika temper tantrum yang dialami anak dari menit ke menit semakin meningkat, maka guru dan orang tua seharrusnya memeluk anak dengan penuh rasa cinta. Namun bila temper tantrum yang dialami oleh anak telah usai, maka orang tua atau guru tidak perlu memberi hukuman, nasihat, teguran maupun sindiran pada anak serta tidak perlu memberikan hadiah pada anak. Tetapi seharusnya orang tua atau guru seelalu memberikan perhatian, rasa cinta dan aman pada anak disertai dengan evaluasi diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun