Mohon tunggu...
Alfina Nisauz Zahroh
Alfina Nisauz Zahroh Mohon Tunggu... Guru - Semoga bermanfaat :)

early chidhood islamic education . UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Social Distancing terhadap Relationship Skill

1 Mei 2020   14:28 Diperbarui: 1 Mei 2020   14:38 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah pasien positif yang terjangkit virus corona di Indonesia terus meningkat. Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, pemerintah memberlakukan social distancing atau pembatasan sosial. Social distancing dilakukan untuk mengurangi interaksi sosial dengan tetap tinggal dirumah.

Memang, masa pandemi ini terasa sulit. Bukan hanya bagi orang tua, tetapi anak-anak juga merasakan kesulitannya. Selama pandemi covid-19 ini, diberlakukan sosial distancing. Tentunya social distancing ini membuat kegiatan rutin harian anak tidak sama seperti biasanya. Mereka tidak bisa belajar dan bermain bersama teman lagi karena sekolah dialihkan di rumah masing-masing. Sebagian orang tua merasa khawatir, akankah ada dampak buruk dari social distancing bagi perkembangan relationship skill anak di masa yang akan datang?

Apa itu relationship skill? The Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) mendefinisikan Relationship Skill atau keterampilan hubungan sebagai kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan beragam individu kelompok. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan baik, bekerja sama dengan orang lain, melawan tekanan sosial yang tidak pantas, menegosiasikan konflik secara konstruktif, dan mencari dan menawarkan bantuan ketika dibutuhkan.

Sebenarnya dengan adanya social distancing ini terdapat dampak positif dan negatifnya. Penulis sekaligus psikolog Wendy Walsh, PhD, mengatakan bahwa "social distancing sebenarnya bagus untuk anak yang usianya dibawah 5 tahun. Pasalnya, balita masih melekat pada orang tuanya dan adanya work from home bisa membuat orang tua lebih memiliki banyak waktu yang dihabiskan di rumah bersama anak." Dan sebaliknya, untuk anak yang usianya lebih besar, tentunya social distancing ini termasuk hal yang rumit. Apa lagi jika social distancing berlaku dalam jangka waktu yang lama.

Social distancing berdampak pada interaksi sosial yang memudar. Pelajar tidak lagi memiliki kesempatan untuk belajar dan bermain bersama teman sebayanya. Oleh karena itu, keterampilan hubungan yang dibangun oleh anak tidak lagi berkembang atau terhambat karena tidak adanya interaksi sosial. Tak hanya pelajar, kerja sama yang biasa dilakukan oleh masyarakat juga dibutuhkan untuk memperkuat hubungan kemasyarakatan, tetapi untuk melakukan kerja sama tersebut masyarakat merasa kesulitan karena adanya batasan-batasan yang harus dipatuhi agar pandemi ini tidak berlangsung lama.

Untuk membantu mengembangkan perkembangan relationsip skill anak, sebaiknya orang tua harus terus mengontrol anak dan memberikan anak ruang untuk melepaskan diri dari karantina agar anak tetap bisa berhubungan dengan teman sebayanya tetapi dengan memberi batasan-batasan. Bisa juga orang tua mengajak anak untuk ber olah raga bersama agar keterampilan hubungan dengan keluarga bisa terjalin.

Selain itu, permainan interaktif yang dilakukan di rumah juga diperlukan untuk mengembangkan keterampilan hubungan anak. Permainan interaktif bisa dilakukan dengan bermain monopoli atau kartu. Dengan permainan interaktif, anak bisa belar untuk bernegosiasi dan mempraktikkan beberapa hal yang berhubungan dengan keterampilan sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun