Akan tetapi, di masa sekarang budaya syair sudah tidak lagi dilantunkan sebanyak di masa lalu. Saat ini, sastra klasik khas Melayu ini sudah mendekati kepunahan. Identitas masyarakat Melayu yang digaungkan dalam ungkapan-ungkapan nasihat yang sarat nilai dengan bahasa yang elok dan irama merdu ini dirasa semakin hilang eksistensinya.
Alunan Tutur Sejarah yang Tak Lagi Bergema
Masyarakat Melayu Riau dikenal mengetahui banyak mengenai cerita sejarah semacam legenda-legenda. Pewarisan cerita sejarah klasik oleh masyarakat Melayu dilakukan melalui syair, gurindam, dan naskah-naskah kuno. Tergambar jelas bahwa masyarakat Melayu sangat meghargai sejarah. Tidak hanya itu mereka juga mewariskan nilai-nilai kepahlawanan dari para leluhur untuk generasi selanjutnya sehingga sejarah mereka tidak dilupakan.
Syair Perang Siak merupakan salah satu contoh syair yang mengisahkan kisah sejarah. Naskah ini merupakan salah satu rujukan dalam pengkajian sejarah Siak. Selain Syair Perang Siak, tidak banyak ditemukan syair lain yang mengisahkan tentang kisah sejarah. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pendidikan anak. Sehingga, budaya tertancap ke dalam kehidupan anak melalui cara yang menyenangkan.
Solusi Strategis
Rendahnya minat generasi muda pada budaya lokal merupakan hal genting yang perlu diatasi. Budaya sebagai identitas bangsa perlu diapresiasi lebih demi kelangsungan masa depan budaya Indonesia. Cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengapresiasi budaya antara lain:
1. Integrasi Budaya ke dalam Kurikulum Sekolah
Sebagai salah satu cara pendekatan ke anak agar akar rasa cinta terhadap budaya dapat ditanamkan sedari dini adalah melalui pendidikan. Memasukkan budaya ke dalam kurikulum adalah bentuk implementasi yang paling nyata yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan budaya ke anak sedari kecil.
Syair dapat dijadikan media pembelajaran sejarah. Mempelajari sejarah melalui text book terkadang dapat membosankan bagi generasi muda. Sehingga penyampaian sejarah dalam bentuk syair dapat menjadi inovasi terobosan agar generasi muda mengenal budaya lokal dengan cara yang menyenangkan.
2. Ubah Tantangan Menjadi Peluang
Saat ini bisa dibilang eksistansi budaya lokal masih kalah dengan budaya asing yang lebih mendunia. Tentunya sosial media memegang peranan yang krusial dalam globalisasi budaya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya budaya lokal juga digaungkan dengan cara yang sama.