Mohon tunggu...
Alfia Sani Fatikhunnimah
Alfia Sani Fatikhunnimah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Studi Kejepangan

Hobi membaca buku dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Inovasi Mahasiswa KKN BBK UNAIR: Pangsit Bandeng sebagai Upaya Cegah Stunting di Desa Kemangi

2 Agustus 2025   12:42 Diperbarui: 2 Agustus 2025   12:42 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Pelaksanaan Mini Workshop Pangsit Bandeng di Desa Kemangi (Sumber: Foto Pribadi))

Stunting masih menjadi salah satu permasalahan strategis yang perlu ditangani di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Gresik. Di samping itu, pemahaman masyarakat mengenai pengembangan produk lokal yang berpotensi meningkatkan kualitas gizi dan perekonomian desa masih terbatas. Kondisi ini mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (BBK 6) UNAIR untuk turut berkontribusi dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui pembuatan produk yang dapat menjadi salah satu alternatif pembuatan makanan tambahan bagi balita.

Mahasiswa BBK 6 Desa Kemangi menggagas kegiatan mini workshop pembuatan pangsit dengan bahan utama ikan bandeng. Violina, selaku perwakilan kelompok, menjelaskan bahwa pembuatan pangsit bandeng bertujuan untuk memperkenalkan camilan tinggi protein yang disukai anak-anak, namun tetap bernilai gizi tinggi. Ia menambahkan bahwa olahan pangan berupa pangsit bandeng ini berpotensi menjadi peluang usaha sekaligus sebagai asupan tambahan bagi anak-anak.

"Bandeng dipilih sebagai bahan utama karena kaya akan protein, omega-3, dan mudah ditemukan di wilayah Desa Kemangi. Secara geografis, desa ini memiliki banyak tambak yang membudidayakan ikan mujair, udang, gabus, dan bandeng. Namun, ikan bandeng merupakan komoditas yang paling dikenal, sehingga kami berinisiatif mengolahnya menjadi makanan tambahan berupa pangsit. Bandeng dipilih sebagai bahan utama karena kaya akan protein, omega-3, dan mudah ditemukan di wilayah kami," ungkapnya.

Violina menjelaskan bahwa timnya telah melakukan observasi dan menelusuri berbagai literatur penelitian sebagai dasar dalam merancang inovasi produk. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa ikan bandeng berpotensi dijadikan bahan dasar makanan tambahan untuk anak-anak stunting. "Pangsit ini dibuat dari daging ikan bandeng yang dicampur dengan sayuran dan bumbu penyedap berupa kaldu jamur. Proses pembuatannya cukup sederhana, seperti pangsit pada umumnya. Setelah dibentuk, pangsit dikukus terlebih dahulu, dan bisa digoreng kembali sesuai selera,," ujar mahasiswa FISIP tersebut.

Lebih lanjut, Violina mengungkapkan bahwa produk pangsit bandeng juga berpotensi menjadi ide bisnis yang menarik dan layak dikembangkan bagi pelaku UMKM. Kegiatan mini workshop ini pun mendapat sambutan positif dari peserta, khususnya para ibu balita. 

"Kami tentu merasa senang dengan respon positif dari peserta mini workshop, terutama saat sesi demonstrasi pembuatan pangsit bandeng. Para ibu menunjukkan antusiasme tinggi dan ikut serta dalam proses memasak bersama kami. Tim kami berharap, melalui inovasi ini, anak-anak tetap dapat menikmati camilan lezat, bergizi, serta sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan stunting," pungkasnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun