Seiring berjalannya waktu, bahasa semakin berkembang dengan keadaan lingkungan sosial atau masyarakatnya. Dan tentunya berhubungan dengan sosiolinguistik. Kita tahu bahwa wilayah Jakarta Selatan adalah kawasan elite. Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) bersifat arbitrer dan konvensional, sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran, wibowo (2001).
Bahasa yang digunakan daerah Jaksel  telah banyak berkembang oleh warga domisili tersebut khususnya bagi generasi Z dan anak milenial.
Berikut merupakan beberapa contoh bahasa yang dipakai masyarakat Jaksel seperti, circle (lingkaran pertemanan), what ever (terserah), make sure (meyakinkan), whic is (yang mana), literally (artinya), you know (kamu tahulah), jujurly (jujur), basiclly (pada dasarnya), bestie (teman baik), prefer (lebih suka), deep talk (obrolan mendalam), by the why (ngomong-ngomong), staycation (berlibur di hotel), body shaming (penghinaan fisik), valid (sah), overthingking (berpikir berlebihan), insecure (tidak percaya diri), hectic (sibuk), good looking (paras tampan atau cantik), healing (liburan).
Nah diatas adalah bahasa Jaksel yang telah tersebar luas dan cukup populer pada kalangan muda-mudi atau generasi Z. Terbilang unik namun tetap masuk akal untuk diucapkan karena memang masih ada artian yang bisa cukup dimengerti. Tentunya ada sisi positifnya karena kita bisa mengetahui sedikit tentang bahasa Inggris, namun ada sisi negatifnya juga yaitu banyak peleburan kosa kata yang membuat citra bahasa Indonesia menjadi buruk.
Peristiwa terjadi fenomena bahasa Jaksel karena interaksi sosial dengan konteks yang dibicarakan antara penutur dan mitra tutur, kemudian terjadi timbul suatu varian bahasa yang berbeda. Biasanya obrolan dilakukan oleh usia muda atau generasi Z, dimana mereka menggabungkan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Bahasa Jaksel masuk kategori fenomena bahasa dalam sosiolinguistik yaitu, studi tentang hubungan bahasa dan masyarakat dalam situasi sosial yang berbeda (variasi). Contoh peristiwa bahasa yang terjadi di tengah masyarakat adalah dialek, etnis, status sosial ekonomi, usia dan jenis kelamin.
Garis besar dari sosiolinguistik pada masyarakat Jaksel bahasa itu bervariasi dan selalu berubah, akibatnya bahasa tidak berjalan secara konstan (stabil).