Mohon tunggu...
Muhammad Alfian Aryadi
Muhammad Alfian Aryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UNJ

Believe in your progress

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fenomena Celebrity Endorser sebagai Strategi Pemasaran di Era Digital

9 April 2021   03:10 Diperbarui: 9 April 2021   03:17 2298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kemajuan teknologi membuat banyak bermunculan ide-ide atau cara-cara baru dalam melakukan banyak hal, salah satunya adalah dalam bidang pemasaran. Pemasaran atau yang biasa disebut dengan marketing menurut Kotler dan Keller adalah sebuah proses sosial dimana dengan adanya proses tersebut individu satu dengan individu lainnya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cara menciptakan atau menawarkan serta secara bebas menukar produk yang mereka miliki ke pihak lainnya yang membutuhkan (Sa'diyah et al., 2019). 

Untuk dapat melakukan pemasaran dengan baik perusahaan harus bisa mengkomunikasikan produk yang mereka miliki dengan baik serta bisa membangun hubungan yang baik dengan konsumennya. Banyak cara yang perusahaan bisa lakukan untuk bisa membangun hubungan yang baik dengan konsumennya, salah satunya adalah dengan menggunakan celebrity endorser.

Hal ini dikarenakan celebrity endorser bisa membangun daya tarik merek yang mereka promosikan dengan mengaitkan citra yang terdapat pada diri mereka yang membintangi iklan dari produk yang akan konsumen beli (Chusnah & Zaenuri, 2020). 

Endorse sendiri merupakan promosi dengan menggunakan orang lain yang mana orang tersebut menyukai produk yang ditawarkan. Biasanya orang yang diminta adalah orang yang miliki banyak pengikut atau followers di sosial media seperti instagram, twitter dan media sosial lainnya (Kurniaini, 2017). Dari banyak media sosial yang ada, instagram-lah yang paling sering digunakan untuk melakukan endorsement karena fitur-fitur yang ditawarkan oleh media sosial tersebut yang cukup beragam.

Produk produk yang biasanya di iklankan atau di endorse pada umumnya adalah produk produk seperti baju, celana dan produk fashion lainnya. Namun juga tidak sedikit selebriti yang mengiklankan atau mengendorse produk produk seperti produk kosmetik dan juga produk-produk makanan. Dalam hal ini pada umumnya artis yang melakukan endorsement biasanya memposting sebuah video atau foto ketika mereka mengenakan atau mengkonsumsi produk yang mereka iklankan. Video atau foto tersebut nantinya akan diunggah melalui instastory atau diunggah ke feeds instagram milik artis tersebut sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh pihak yang ingin mengiklankan produk tersebut sebelumnya.

Terdapat dua atribut umum endorser yang harus dimiliki oleh seorang selebriti agar ia menajadi selebriti yang efektif dalam hal periklanan menurut (Shimp, 2010). Yang pertama seorang selebriti endorser haruslah memiliki kredibilitas yang mana jika sebuah informasi yang sampaikan oleh seorang endorser dianggap kredibel, maka sikap audience nantinya akan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Yang kedua adalah daya tarik. 

Dalam hal ini apabila seorang celebrity endorser memiliki daya tarik tersendiri dimata audience, maka nantinya konsumen akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti sikap atau perilaku tertentu dari endorser tersebut, seperti produk pakaian yang mereka gunakan atau makanan yang mereka makan. Dengan memiliki dua atribut umum tersebut tentunya seorang celebrity endorser akan lebih mudah untuk dapat mempengaruhi audiensnya serta menimbulkan rasa ingin tau konsumen akan produk yang celebrity endorser tersebut kenakan.

Menurut Royan dalam (Ramadhan et al., 2020), penggunaan selebriti endorser haruslah melewati beberapa tahapan pertimbangan yang salah satunya adalah pertimbangan mengenai tingkat popoularitas selebriti dengan permasalahan apakah selebriti yang nantinya akan dipilih dapat mewakili karakter produk yang akan diiklankan. Setelah melakukan pertimbangan dan riset, langkah selanjutnya adalah menghubungi endorser untuk melakukan kerjasama dan membayar biaya endorsement. 

Dalam hal ini biaya yang dipatok oleh setiap endorser berbeda-beda tergantung bagaimana engagement rate yang mereka miliki. Semakin bagus engagement rate yang selebram miliki, maka akan semakin mahal pula tarif yang akan mereka berikan. Namun juga tidak jarang seorang selebgram yang tidak memasang tarif bila di endorse dikarenakan untuk penggalangan dana, produk yang memiliki nilai branding yang besar, serta produk yang benar benar disukai oleh selegram yang bersangkutan (Pebria, 2018).

Engagement rate merupakan sebuah ukuran langsung dari berapa kali seseorang berinteraksi dengan konten yang mereka lihat (Staples & Young, 2019). Hal ini bisa dilihat dari perbandingan total followers pada akun celebrity endorser dengan jumlah likes dan komentar pada postingan-postingan mereka. Misalnya akun @awkarin yang memiliki engagement rate sebesar 3,49%, @rachelvennya yang memiliki engagement rate sebesar 6,84% dan @ariefmuhammad yang memiliki engagement rate sebesar 4,34%.

Setelah melakukan endorsement, nantinya keuntungan yang didapatkan oleh pengiklan adalah brand awareness terhadap produk mereka, meningkatnya jumlah kunjungan pada akun sosial media mereka dan juga meningkatnya jumlah likes dan followersnya  (Ebelliana & Mustikarini, 2017). Di sisi lain, endorsement juga bisa membuat suatu kerugian minor yang diakibatkan oleh kesalah dalam menganalisis seseorang yang nantinya akan menjadi endorser produk mereka. Maka dari itu sangatlah penting bagi pengiklan untuk melakukan analisa sesuai dengan produk yang nantinya akan di endorse.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun