Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Begal yang Semakin Mengkhawatirkan Selama Pandemi

10 Januari 2021   16:46 Diperbarui: 11 Januari 2021   04:55 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi begal. Gambar: thinkstock yang diolah oleh kompas.com

Pertanyaan ini sebenarnya sulit dibuktikan jawabannya karena pelaku begal tidak pernah tertangkap. Namun di kala pandemi inilah dirasa frekuensi curanmor meningkat.

Dulu sebelum pandemi memang di kawasan ini juga beberapa kali terjadi begal. Tetapi frekuensinya tidak setinggi ini. Merujuk pada cerita penjual angkringan langganan saya tadi, 6 kali kejadian dalam kurun waktu 2 bulan itu sangat-sangat mengkhawatirkan. 

Bisa jadi kawasan ini sudah jadi bidikan para pelaku begal lantaran dirasa "aman". Dalam arti, pelaku tidak mengalami gangguan berarti saat melancarkan aksinya. Penjual angkringan itu sendiri sebenarnya juga korban pandemi. Ia dirumahkan oleh pabrik tempatnya bekerja. Ia baru berjualan kira-kira 6-7 bulan terakhir. 

Merasa tak ada pilihan, ia pun kemudian turun ke jalan untuk berjualan. Syukurnya, dagangannya termasuk laris dibeli oleh warga sekitar. Nah, saya khawatir hal yang sama dirasakan oleh para korban PHK yang merasa tak ada pilihan kemudian melakukan tindak kejahatan.

Jadi apakah meningkatnya tindak kejahatan terjadi akibat PHK masif? Layak diduga demikian. 

Apa yang bisa dilakukan?

Begal adalah kondisi yang amat berbahaya. Kekerasan bisa saja terjadi dalam hitungan menit. Di kalangan warga sekitar, kami melakukan beberapa langkah antisipatif seperti berikut:

1. Bila harus bepergian menggunakan motor, hindari jam-jam dimana rawan tindak pencurian.
2. Lebih baik mencari jalan alternatif lain. Tak apa jika harus memutar lebih jauh namun lebih aman.
3. Bila harus keluar, lebih baik bersamaan dengan momen jam pulang kerja karyawan atau pada saat sholat subuh.
4. Jangan pergi seorang diri. Lebih baik bergerombol atau minimal berdua.

Kami tentu berharap pada aparat penegak hukum untuk menindak para pelaku dan memberikan efek jera sehingga bisa memberikan rasa aman bagi warga. Rasa aman adalah hal yang paling utama. Sebab tidak ada toleransi untuk tindak kejahatan. Apalagi risikonya nyawa.

Sekali lagi kami sangat berharap kepada aparat kepolisian untuk bisa mengatasi gangguan keamanan ini. Kami percaya aparat masih kompeten dalam menangani gangguan keamanan berupa begal.

Begal yang meningkat selama pandemi mungkin saja tidak hanya terjadi di lingkungan kami. Di tempat lain bisa saja sama. Untuk itu kami berharap semoga ada jalan keluar untuk masalah ini.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun